Citayam Fashion Week, ABG Nongkrong yang Bawa Berkah Bagi Pedagang

22 Juli 2022 7:55 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga berbincang di kawasan Taman Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta, Kamis (14/7/2022). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Warga berbincang di kawasan Taman Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta, Kamis (14/7/2022). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Tren anak muda SCBD (Sudirman, Citayam, Bojong Gede, Depok) yang nongkrong di sekitar kawasan Dukuh Atas-Sudirman, Jakarta Pusat, menjadi sorotan publik. Dari pantauan kumparan pada, Rabu (20/7) terlihat banyak masyarakat yang berlalu lalang turut menyaksikan pertunjukan fashion show yang dilakukan banyak pemuda di sana.
ADVERTISEMENT
Dengan outfit yang menarik perhatian, mereka berjalan berlenggak-lenggok ala model profesional. Sebutannya Citayam Fashion Week. Lintasan pejalan kaki dari segala sisi dipadati masyarakat yang hadir menonton di sana.

Nongkrong yang Membawa Berkah untuk Pedagang

Ramainya kawasan Dukuh Atas-Sudirman menjadi pangsa pasar sendiri bagi para pedagang kaki lima yang berjualan di sana. Dari penjual cilok hingga bakpao ikut memadati jalan-jalan lintasan area Dukuh Atas tersebut.
Anwar, penjual cilok yang jauh-jauh dari tempat tinggalnya, Kebon Pala, Jakarta Timur, mengaku bisa meraup keuntungan hingga dua kali lipat berkat ramainya masyarakat yang datang ke Dukuh Atas.
"Pemasukan jadi banyak semenjak viral. Saya paling tinggi dapat sampai Rp 1,4 juta, padahal sehari-hari paling tinggi dapat Rp 700 ribu. Pemasukan jadi banyak semenjak viral," ujar Anwar kepada kumparan, Rabu (20/7).
Masyrakat menunggu aksi fashion show di kawasan Dukuh Atas, Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (20/7/2022). Foto: Galang/kumparan
Dia berharap kondisi seperti ini dapat terus berlangsung, sehingga para pedagang dapat terus meraih keuntungan.
ADVERTISEMENT
Adapun Tata, pemilik salah satu warung kopi di sana, juga mengungkapkan telah mendapat keuntungan hingga dua kali lipat dibandingkan sebelumnya.
"Pendapatan naik dua kali lipat, lebih seperti biasanya nggak tentu juga. Biasanya kan cuma Sabtu-Minggu aja, sekarang tiap hari tapi sore," jelasnya.

Kawasan Dukuh Atas Potensi Jadi Seperti Harajuku di Jepang

Dosen Antropologi UGM, Muhammad Zamzam Fauzanafi memperkirakan tren mejeng ABG SCBD ini akan melahirkan potensi ekonomi dan turut mendorong UMKM untuk berkembang.
“Kalau ini berkembang,maka akan mendorong UMKM bahkan ini bisa jadi pemberdayaan orang miskin,” jelasnya kepada kumparan.
Selain itu, dia juga menyebutkan agar fenomena ini bisa berkembang menjadi subkultur layaknya Harajuku di Jepang dan La Sape di Afrika maka ada tantangan yang perlu ditempuh.
Tantangannya yakni adalah kesadaran dalam membentuk komunitas yang lebih terorganisir. Sehingga menurut Zamzam dampaknya akan meluas dan akan terus bertahan dalam waktu yang cukup lama.
ADVERTISEMENT
“Ke depan kalau anak-anak ini punya kesadaran untuk membentuk komunitas yang lebih terorganisir, maka ini akan menjadi kekuatan subkultur. Nantinya tidak hanya satu atau dua orang saja yang jadi superstar seperti yang terjadi saat ini,” jelasnya.

Ekonom Sebut Fenomena ABG SCBD Bangkitkan Potensi Ekonomi Kreatif

Direktur Center of Economic and Law Studies, Bhima Yudhistira, mengatakan fenomena ABG SCBD yang mejeng di kawasan Dukuh Atas-Sudirman menggambarkan pusat pertumbuhan ekonomi terutama pada sektor informal yang bergeser ke pusat Jakarta.
Remaja berpose di area sekitar taman Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Kamis (7/7/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Dulu daerah Sudirman dianggap dinikmati kelas menengah atas dengan mal yang mentereng, tapi ternyata anak-anak muda kreatif dari Citayam bisa geser persepsi itu. Akibatnya karena semakin ramai akhirnya muncul berbagai jenis bisnis informal yang ada di sudirman," ujar Bhima kepada kumparan, Rabu (20/7).
ADVERTISEMENT
Adapun, Bhima juga turut mengimbau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meningkatkan lagi fasilitas ruang publik di sana.
"Pemerintah daerah tinggal upgrading saja, misalnya dibuat kelas training jadi konten kreator langsung di Citayam Fashion Week, kemudian pedagang kaki lima diberi fasilitas tempat yang layak dengan sanitasi bersih. Pedagang keliling juga bisa diedukasi soal pembayaran digital," katanya.
Senada dengan itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah menyebutkan fenomena ABG Citayam dengan ragam kreativitasnya akan menjadi peluang pertumbuhan ekonomi di sana.
Piter menjelaskan, jika pemerintah mendukung penuh kegiatan di sana khususnya pada fashion show, maka masyarakat yang tergabung di dalamnya akan menjadi lebih produktif.
"Agar menjadi ajang kreasi anak-anak millenial sekaligus menjadikan area Dukuh Atas sebagai area yang lebih produktif. Bisa menjadi Harajuku-nya Jakarta," terangnya.
Remaja berpose di area sekitar taman Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Kamis (7/7/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Pedagang Kaki Lima Dibatasi untuk Berjualan

ADVERTISEMENT
Walaupun mengalami pendapatan yang mendulang rezeki. Pedagang kaki lima di kawasan Dukuh Atas-Sudirman mengaku dirinya merasa tidak bebas atau dibatasi ketika berdagang.
Royali pedagang bakpao di sana mengeluhkan dirinya yang tidak dapat berjualan dengan bebas seperti biasanya. Pasalnya, saat ini pemerintah setempat melarang adanya pedagang kaki lima karena mengganggu kebersihan umum.
Hal tersebut juga diungkapkan oleh pemilik warung kopi, Tata. Dia menyebutkan beberapa hari lalu dirinya mendapati surat edaran dari kelurahan yang berisikan permintaan untuk segera membubarkan dagangannya di kawasan tersebut.
“Dagang di sini ada plus minusnya, yang jualan dibatasi, saya di warung ada edaran di kelurahan untuk dibongkar. Makanya saya sebut ada plus minus,” terangnya.