Citibank Bakal Tutup Bisnis Perbankan Ritel, Ini Fakta-faktanya

17 April 2021 7:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Citibank Foto: Flickr
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Citibank Foto: Flickr
ADVERTISEMENT
Perusahaan jasa keuangan asal Amerika Serikat, Citigroup Inc, mengumumkan akan menghentikan bisnis perbankan ritel di 13 negara, termasuk Indonesia. Hal ini pun nantinya akan mempengaruhi bisnis ritel pada Citibank Indonesia.
ADVERTISEMENT
Untuk lebih jelasnya, berikut kumparan sampaikan fakta-fakta mengenai hal tersebut:

Strategi Baru

CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi, mengatakan bahwa rencana tersebut sebagai strategi baru untuk menciptakan peluang dalam berbisnis.
Nantinya, perusahaan akan fokus terhadap layanan perbankan institusional. Saat ini, Citibank melayani 90 persen dari 20 perusahaan terbesar di Indonesia dan menghimpun dana lebih dari USD 10 miliar di 2020.
“Penyegaran strategi oleh Citi ini akan menciptakan peluang besar bagi kami untuk menawarkan nilai proposisi yang berbeda dan unik kepada para klien kami, saat kami memasuki fase baru pertumbuhan dan transformasi yang berfokus pada bisnis perbankan institusional kami," ujar Batara dalam keterangannya, Jumat (16/4).
Batara Sianturi (kedua kanan), CEO Citibank N.A., Indonesia, Foto: Dok. Citibank

Bagaimana Nasib Nasabah dan Karyawan?

Batara juga menegaskan, rencana perubahan tersebut tak akan mempengaruhi nasabah ritel maupun karyawan perusahaan.
ADVERTISEMENT
“Tidak akan ada perubahan langsung pada operasi kami di Indonesia, dan tidak ada dampak langsung terhadap para karyawan kami setelah pengumuman ini," kata Batara.
"Untuk saat ini, kami akan terus melayani klien dan nasabah kami dengan penuh perhatian, empati, dan dedikasi yang sama seperti yang kami lakukan selama ini," jelasnya.

OJK Belum Terima Laporan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ternyata belum menerima laporan terkait Citibank Indonesia yang akan menghentikan bisnis ritelnya.
“Belum, belum. Kami belum terima laporannya, karena ini kan masih baru sekali ya, masih strategic plan dari bank,” ujar Kepala Departemen Pengawasan Bank OJK Defri Andri kepada kumparan.
Menurut dia, penyampaian laporan perubahan bisnis bank ke OJK memerlukan waktu yang tak sebentar. Nantinya, dalam laporan itu juga akan disampaikan secara teknis terkait perubahan bisnis bank.
ADVERTISEMENT
“Prosesnya masih panjang, saat ini kita masih menunggu laporan dari Citi, termasuk pelaksanaan teknisnya seperti apa,” jelasnya.
Adapun bisnis utama di layanan ritel perbankan atau global consumer banking (GCB) Citibank Indonesia adalah kartu kredit, pinjaman nasabah, tabungan dan deposito, wealth management yang mencakup produk investasi, asuransi dan treasury. GCB adalah perintis dalam industri kartu kredit di Indonesia dan juga wealth management.

Citigroup Pamit dari Layanan Ritel

Citigroup mengumumkan kabar akan menutup bisnis perbankan ritel di 13 negara yang tersebar di Asia, Eropa, Timur Tengah, hingga Afrika termasuk Indonesia. Nantinya, bisnis yang akan dijalankan di 13 negara ini hanya untuk melayani jasa keuangan institusional atau korporasi.
Citibank. Foto: REUTERS / Lucy Nicholson
Selanjutnya, bisnis perbankan ritel Citigroup akan difokuskan di negara-negara kaya di dunia, seperti Singapura, Hong Kong, Uni Emirat Arab dan London.
ADVERTISEMENT
"Ini memposisikan kami untuk menangkap pertumbuhan yang kuat dan pengembalian menarik yang ditawarkan bisnis manajemen kekayaan melalui pusat-pusat penting ini," ujar CEO Citigroup, Jane Fraser.
Menurutnya, bisnis Citibank di 13 negara tersebut berjalan baik. Hanya saja secara skala usaha dan keekonomian, tidak kompetitif dengan jasa perbankan lain. Karenanya Citigroup akan tetap bertahan di 13 negara itu, namun hanya untuk melayani jasa keuangan institusional atau korporasi.
"Kami yakin modal, investasi dolar, dan sumber daya lainnya digunakan dengan lebih baik untuk menghadapi peluang pengembalian yang lebih tinggi dalam pengelolaan kekayaan dan bisnis kelembagaan kami di Asia," kata Fraser.