Citigroup Pamit dari Bisnis Perbankan Ritel, CEO Citi Indonesia Buka Suara

16 April 2021 9:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Citibank. Foto: REUTERS / Lucy Nicholson
zoom-in-whitePerbesar
Citibank. Foto: REUTERS / Lucy Nicholson
ADVERTISEMENT
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi buka suara mengenai pengumuman perusahaan jasa keuangan global asal Amerika Serikat, Citigroup Inc, yang menyatakan akan keluar dari bisnis layanan ritel perbankan di 13 negara, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Penyegaran strategi oleh Citi ini akan menciptakan peluang besar bagi kami untuk menawarkan nilai proposisi yang berbeda dan unik kepada para klien kami, saat kami memasuki fase baru pertumbuhan dan transformasi yang berfokus pada bisnis perbankan institusional kami," ujar Batara dalam keterangannya, Jumat (16/4).
Dia menjelaskan, Citigroup telah berada di Indonesia sejak 1968, dengan tim yang penuh dedikasi dan basis klien yang kuat, telah berkontribusi pada kesuksesan perseroan.
Saat ini, Citibank Indonesia melayani 90 persen dari 20 perusahaan terbesar di Indonesia. Adapun pada tahun lalu perseroan mengumpulkan dana sebesar lebih dari USD 10 miliar untuk para klien di Indonesia.
Batara pun menegaskan, hengkangnya Citigroup dari bisnis ritel tak akan berdampak langsung pada operasional di Indonesia. Termasuk para karyawan Citi Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Tidak akan ada perubahan langsung pada operasi kami di Indonesia, dan tidak ada dampak langsung terhadap para karyawan kami setelah pengumuman ini," kata Batara.
"Untuk saat ini, kami akan terus melayani klien dan nasabah kami dengan penuh perhatian, empati, dan dedikasi yang sama seperti yang kami lakukan selama ini," pungkasnya.
Ilustrasi Citibank Foto: Flickr
Citigroup baru saja mengumumkan hasil kinerja keuangannya pada kuartal pertama 2021. Dalam siaran persnya, Citi CEO Jane Fraser turut mengumumkan Citi akan memfokuskan kehadiran bisnis global consumer bank di Asia dan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA) pada empat global wealth center dan keluar dari bisnis consumer banking di 13 negara, termasuk Indonesia.
Selanjutnya, bisnis perbankan ritel Citigroup akan difokuskan di negara-negara kaya di dunia seperti Singapura, Hong Kong, Uni Emirat Arab dan London.
ADVERTISEMENT
"Ini memposisikan kami untuk menangkap pertumbuhan yang kuat dan pengembalian menarik yang ditawarkan bisnis manajemen kekayaan melalui pusat-pusat penting ini," ujar Fraser.
Menurutnya, bisnis Citibank di 13 negara tersebut berjalan baik. Hanya saja secara skala usaha dan keekonomian, tidak kompetitif dengan jasa perbankan lain. Karenanya Citigroup akan tetap bertahan di 13 negara itu, namun hanya untuk melayani jasa keuangan institusional atau korporasi.
"Kami yakin modal, investasi dolar, dan sumber daya lainnya digunakan dengan lebih baik untuk menghadapi peluang pengembalian yang lebih tinggi dalam pengelolaan kekayaan dan bisnis kelembagaan kami di Asia," kata Fraser.