Citilink Uji Coba Market Seminggu di Bandara Purbalingga: Keterisian 60 Persen

10 Juni 2021 15:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah penumpang menaiki pesawat ATR 72-600 milik maskapai penerbangan Citilink di Bandara Jenderal Besar Soedirman (JBS), Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis (3/6).  Foto: Idhad Zakaria/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah penumpang menaiki pesawat ATR 72-600 milik maskapai penerbangan Citilink di Bandara Jenderal Besar Soedirman (JBS), Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis (3/6). Foto: Idhad Zakaria/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Bandara Jenderal Besar Soedirman (JBS) di Purbalingga secara resmi aktif melayani penerbangan komersial mulai 1 Juni 2021 setelah Angkasa Pura II sebagai pengelola telah mengumumkan Sertifikat Bandar Udara (SBU).
ADVERTISEMENT
Namun saat ini baru Maskapai Citilink yang resmi mulai beroperasi sejak dua minggu ini. Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo mengungkapkan, pergerakan penumpang mulai terlihat meski masih dalam proses pembentukan pasar.
Citilink sendiri telah mengoperasikan sebanyak dua kali untuk rute dari Halim Perdanakusuma, Jakarta - Bandara JBS, Purbalingga dan Bandara Juanda, Surabaya - Bandara JBS, Purbalingga.
“Potensi kita sudah melihat ada market yang kita develop dari Halim, dan Surabaya makanya saat ini mencoba di dua rute Surabaya-Purbalingga. dan Halim-Purbalingga seminggu dua kali,” katanya kepada kumparan, Kamis (10/6).
Juliandra menuturkan, keterisian penumpang untuk rute Jakarta-Purbalingga berada di sekitar 60 persen. Sementara untuk penumpang rute Surabaya-Purbalingga masih minim 20 persen. “Tapi ini dalam proses untuk develop,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Pesawat ATR 72-600 milik maskapai penerbangan Citilink melakukan penerbangan komersil perdana di Bandara Jenderal Besar Soedirman (JBS), Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis (3/6). Foto: Idhad Zakaria/ANTARA FOTO
Menurutnya saat ini salah satu hambatan dalam membentuk pasar yaitu masih adanya batasan persyaratan penumpang untuk maskapai. Hal ini menurutnya memang sebagai kewajiban protokol kesehatan.
“Itu bukan hanya di Purbalingga itu kita ikuti. Kalau social distancing di pesawat kita ikuti,” kata Juliandra.
Ia juga melihat dibukanya rute baru ini diharapkan dapat mempermudah mobilitas tidak hanya untuk masyarakat Purbalingga, tetapi juga untuk masyarakat sekitarnya seperti Banyumas dan Banjarnegara untuk melakukan perjalanan dari dan menuju Jakarta maupun Surabaya yang saat ini belum memiliki akses transportasi udara.
Sebelumnya, Pengamat industri penerbangan Gatot Raharjo menilai pengoperasian bandara di tengah pandemi cukup berat. Sebab sektor pariwisata sangat terpukul dengan adanya COVID-19.
Ia menilai dalam hal ini pemerintah harus memberikan subsidi kepada maskapai yang beroperasi di rute Bandara JBS.
ADVERTISEMENT
“Nah ini harusnya untuk membantu maskapai juga menguatkan pasar. Bukan cuma penugasan, tapi ada subsidi ke (Citilink) karena walaupun nggak ada pandemi pembukaan rute baru masih virgin pasti akan rugi dulu. Itu di mana-mana pasti harus ada subsidi berapa bulan bentuk pasar,” katanya kepada kumparan, Kamis (10/6).