Claus Wamafma Bagikan Tips ke Putra-putri Papua agar Sukses di BUMN

22 Februari 2020 17:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur PT Freeport Indonesia yang baru, Claus Wamafma, di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (19/2). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur PT Freeport Indonesia yang baru, Claus Wamafma, di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (19/2). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Claus Wamafma boleh berbangga, dia menjadi putra Papua pertama yang berhasil menduduki kursi Direksi PT Freeport Indonesia (PTFI). Selama lebih dari 50 tahun perusahaan asal Amerika Serikat ini beroperasi di tanah kelahirannya, belum ada satu pun putra-putri asli Papua yang diberi kesempatan menjadi direktur di sana.
ADVERTISEMENT
Sebelum didapuk menjadi Direktur Pengembangan Masyarakat PTFI, Claus merupakan orang lama di Freeport Indonesia. Dia meniti karier dari bawah sebagai insinyur muda 20 tahun lalu.
Jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini pun berbagi tips kepada putra-putri Papua agar bisa sukses bekerja di BUMN. Di hadapan 522 putra-putri dari Papua dan Papua Barat dalam acara Program Perekrutan Bersama (PPB) BUMN 2020, Claus bilang ada banyak hal yang harus dilakukan agar berhasil bekerja di mana pun, termasuk di BUMN dan perusahaan sebesar PTFI.
"Pertama, harus punya pengetahuan. Adik-adik ini orang luar biasa, tidak semua orang bisa masuk ke BUMN. Ini kita bersyukur, di bawah Pak Erick (Menteri BUMN) kasih kita kesempatan berpartisipasi di BUMN. Waktu saya masuk PTFI jadi engineer, dulu belum banyak kesempatan," kata dia di Gedung Pusat Pertamina, Jakarta, Sabtu (22/2).
Direktur PT Freeport Indonesia yang baru, Claus Wamafma, di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (19/2). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Kedua, dari pengalamannya 20 tahun bekerja di PTFI, anak muda harus memiliki keterampilan. Keahlian ini bisa dilatih dari interaksi dengan pekerja lain. Kuncinya, kata dia, mulai dari mengamati di lapangan, bertanya, dan berlatih.
ADVERTISEMENT
"Keterampilan didapat dari kesempatan hari ini berlatih. Jadi jangan berpikir saya 20 tahun tidur di PTFI. Trada, trada (enggak ada) itu tidur-tidur. Saya start sebagai insinyur muda di tambang di ketinggian 4.300 meter di atas permukaan laut, kita orang jalan saja itu hidung mimisan. Jadi harus punya motivasi, pengetahuan, dan keterampilan," ucapnya.
Kemudian hal yang paling penting dari perjalanannya bekerja di sana adalah harus punya sikap dan akhlak. Sikap dan akhlak yang baik salah satunya dilakukan dengan menjunjung kedisiplinan yang tinggi. Sebab, bekerja di tambang terbesar di dunia itu tak mudah.
Dengan area tambang sebesar itu, para karyawan di PTFI harus bekerja 24 jam selama 7 hari. Meski ada shift siang dan malam, jika tak disiplin akan sulit bertahan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, bekerja di Freeport dan BUMN secara khusus, katanya, harus memiliki integritas agar orang lain percaya. Terakhir adalah kemampuan beradaptasi. Claus mengatakan bahwa bekerja di perusahaan besar dikelilingi orang-orang dari berbagai suku dan kepribadian, jadi perlu disikapi dengan keluwesan sikap dalam bekerja alias mampu beradaptasi.
"Kemampuan beradaptasi akan menentukan Anda berhasil atau tidak. Kalau saya diam, saya tidak bisa maju sebab kita tak bisa milih mau jadi apa, sudah kehendak Tuhan. Tugas kita adalah belajar dan beradaptasi itu yang bisa bikin eksis dan bertahan," tegasnya.