Core: Daya Beli Tertekan Akibat Corona, Indonesia Sulit Hindari Resesi Ekonomi

15 Juli 2020 20:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Center of Reform on Economics (Core) Indonesia menyebut sulit bagi Indonesia menghindari resesi ekonomi di tahun ini. Pandemi virus corona membuat konsumsi rumah tangga, yang menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi, diproyeksi anjlok.
ADVERTISEMENT
Direktur Riset Core Indonesia, Piter Abdullah, memproyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2020 akan mengalami kontraksi. Begitu juga di kuartal III 2020.
"Terjadinya pandemi COVID-19 berdampak sangat signifikan terhadap sosial ekonomi masyarakat. Resesi ekonomi pada tahun 2020 sulit terelakkan," kata Piter dalam acara diskusi online Core Indonesia, Rabu (15/7).
Piter meyakini, kuartal III 2020 pertumbuhan masih akan negatif karena dampak virus corona. Hal ini lantaran kondisi perekonomian yang belum kembali pulih.
Konsumsi rumah tangga juga diperkirakan masih terkontraksi, meskipun pemerintah sudah menerapkan kebijakan new normal di akhir kuartal II lalu.
"Maka pada kuartal III kami perkirakan pertumbuhan ekonomi kita masih terkontraksi, tetapi lebih rendah dibandingkan kontraksi pada kuartal II demikian juga kuartal IV," jelasnya.
Foto udara Simpang Susun Semanggi saat diberlakukan PSBB di Jakarta, Jumat (27/3/2020). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Piter menambahkan, tanda-tanda kontraksi ekonomi juga sudah terlihat pada sektor perbankan. Dana Pihak Ketiga (DPK) naik untuk nominal di atas Rp 2 miliar, sementara untuk nominal di bawah Rp 100 juta mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
"Artinya untuk kelompok menengah ke bawah konsumsi itu terbatasi dan mereka menggunakan tabungan untuk memenuhi konsumsi. Sementara untuk kelompok menengah atas itu konsumsi terbatasi dikarenakan mereka menahan konsumsi dan berujung kenaikan DPK di atas Rp 2 miliar," kata Piter.
Untuk itu, pemerintah diminta fokus menjaga dunia usaha dan sektor keuangan agar bisa bertahan selama pandemi ini. Piter pun menegaskan agar pemerintah dengan otoritas terkait bisa saling membantu menjaga dunia usaha dan sektor keuangan.
"Menjaga ketahanan dan keberlangsungan dunia usaha (sektor riil) sekaligus menjaga stabilitas sektor keuangan menjadi penentu keberhasilan menghindari terjadinya krisis, mempersiapkan recovery yang cepat ketika wabah berlalu," tambahnya.