COVID Reda, Produksi Minyak Pertamina EP Subang Naik ke 4.300 Barel, Gas 100%

8 Oktober 2022 10:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stasiun Pengumpulan Bambu Besar Pertamina EP Subang di Karawang, Jawa Barat, Jumat (7/10/2022). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Stasiun Pengumpulan Bambu Besar Pertamina EP Subang di Karawang, Jawa Barat, Jumat (7/10/2022). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Realisasi produksi minyak mentah Pertamina EP (PEP) Subang mulai naik seiring dengan meredanya kasus COVID-19. Sumur-sumur di Subang yang masuk PEP zona 7 Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina menghasilkan minyak sekaligus gas.
ADVERTISEMENT
Senior Manager PEP Subang Field Ndirga Andri Sisworo mengatakan hingga Oktober 2022, produksi minyak di area Subang 4.300 barel per hari (bph). Sedangkan untuk gas, realisasi produksi 160 million standard cubic feet per day (mmscfd).
"Dua tahun terakhir kita suffer karena ada COVID-19. Sekarang produksi sudah mulai naik dari sebelumnya 3.500 barel per hari (bph), sekarang 4.300 ribu barel per hari. Untuk gas, produksi 160 mmsfcd dan sales-nya 130 mmscfd," kata Ndirga di Sumur BBS-012 Pertamina, Bambu Besar, Karawang, Jawa Barat, Jumat (7/10).
Dari sisi persentase, realisasi produksi minyak di PEP Subang per hari ini baru 87 persen dari target 5.000 bph. Sementara realisasi gas sudah 100 persen.
Senior Manager PEP Subang Field Ndirga Andri Sisworo (kiri) dan Supervisor Stasiun Pengumpulan Bambu Besar Muhammad Luthfan Zharif Aqil (kedua dari kiri) di Karawang, Jawa Barat, Jumat (7/10/2022). Foto: Dok. Pertamina EP
Ndirga menjelaskan belum tercapainya realisasi minyak di PEP Subang karena saat COVID-19, arus barang untuk alat-alat pengeboran sulit masuk. Meski begitu, dia bersyukur produksi sumur bisa digenjot di tengah tren penurunan alamiah (decline rate).
ADVERTISEMENT
"Kontribusi besar minyak PEP Subang dari lapangan Jati Asih dan lapangan Bambu Besar (BBS) masing-masing 1.900 bph. Salah satu andalan di lapangan Bambu Besar yang berada di Desa Ciranggon, Kecamatan Majalaya, Karawang adalah sumur BBS 17 dengan produksi 400 bph," kata Ndirga.
Adapun kontribusi minyak PEP Subang kepada Pertamina Subholding zona 7 mencapai 30 persen dan gas 60 persen dengan total 88 sumur. Supervisor di Sumur BBS Muhammad Luthfan Zharif Aqil mengatakan khusus di Karawang, ada 13 sumur aktif, 4 sumur suspend, dan 1 sumur injeksi.
Hasil produksi minyak dan gas dari sumur-sumur tersebut akan dikumpulkan di penampungan yang ada di Stasiun Pengumpulan Bambu Besar PEP Subang yang ada di samping sumur BBS.
ADVERTISEMENT
"Di sini, minyak dan gas akan dipisahkan, termasuk airnya juga. Setelah itu akan dikirim ke kilang Balongan untuk diolah jadi produk akhir seperti BBM," kata Luthfan di lokasi.
Stasiun Pengumpulan Bambu Besar ini didirikan pada Desember 2019, berbarengan dengan beroperasinya sumur BBS. Stasiun pengumpulan ini bekerja 24 jam dengan pembagian dua shift karena pengiriman minyak dan gas ke Balongan dilakukan setiap hari.
Petugas Pertamina PEP Subang di Stasiun Pengumpulan Bambu Besar, Karawang, Jawa Barat, Jumat (7/10/2022). Foto: Dok. Pertamina EP
"Khusus untuk gas, produknya dijual ke berbagai industri yang ada di Jawa Barat seperti Pupuk Kujang, termasuk ke PLN juga," terangnya.
PEP Subang, katanya, menjadi salah satu penopang energi nasionalnya nomor dua bersama sumur di Prabumulih. Tak hanya menyumbang energi, keberadaan PEP Subang juga menjadi pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah di Subang dan Karawang.
ADVERTISEMENT