Cuma Punya 4 Karyawan Tetap, Emiten TGUK Rugi Rp 20,1 M dan Saham Mandek Gocap

10 Februari 2025 11:36 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Teguk. Foto: Anjarsari laofiati putri/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Teguk. Foto: Anjarsari laofiati putri/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Emiten minuman manis Teguk Indonesia, PT Platinum Wahab Indonesia Tbk (TGUK), jadi sorotan usia dicecar Bursa Efek Indonesia (BEI) karena hanya miliki 4 karyawan tetap.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Teguk Indonesia, Maulana Hakim, mengakui perusahaan ini hanya memiliki empat karyawan tetap yaitu Supply Chain Manager, IT Manager, F&B Manager, dan Ass Manager Bussines Development.
"Selebihnya adalah karyawan kontrak," kata Maulana dalam keterbukaan informasi dikutip Senin (10/2).
Selain jumlah karyawan yang sangat sedikit, keuangan emiten yang baru melantai di BEI pada Juli 2023 ini mengalami kerugian Rp 20,1 miliar per September 2024. Padahal, saat IPO, perusahaan mendapatkan dana segar Rp 117 miliar dan laba Rp 5,79 miliar.
Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 69 miliar pada per 30 September 2024 atau mengalami penurunan signifikan yaitu Rp 30 miliar atau 30 persen dibandingkan periode sebelumnya.
Sementara itu, beban usaha sebesar Rp 49 miliar untuk 30 September 2024 atau mengalami peningkatan sebesar Rp 3,2 miliar atau 7 persen dibandingkan periode sebelumnya.
ADVERTISEMENT
TGUK juga memiliki utang usaha Rp 15 miliar, naik 211 persen dibandingkan periode September 2023. Kata Maulana, keuangan rugi karena adanya tagihan plaform online yang sangat besar.
"Hal ini terjadi karena perseroan bekerja sama dengan salah satu platform online untuk meningkatkan sales perseroan tetapi hasil yang didapatkan tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan," jelasnya.
Biaya lain yang bebani perusahaan adalah investasi di es krim tetapi ternyata hasil tidak sesuai dengan yang diharapkan, dan biaya akibat dari penutupan toko.
Harga sahamnya juga mandek. Berdasarkan data BEI, harga saham TGUK pertama kali bergerak pada 5 November 2024 di posisi Rp 55 per lembar. Tapi sejak itu hingga 10 Februari 2025, harga sahamnya mandek di Rp 50 per lembar.
ADVERTISEMENT
Dalam setahun, harga saham TGUK tercatat merosot 43,82 persen ke Rp 50 atau anjlok 66,22 persen sejak IPO 10 Juli 2023.