Curhat Boy Thohir soal Bisnis Mobil hingga Restorannya yang Macet Karena Corona

12 Mei 2020 20:42 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Boy Thohir saat di Urumqi Foto: Arifin Asydhad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Boy Thohir saat di Urumqi Foto: Arifin Asydhad/kumparan
ADVERTISEMENT
Garibaldi Thohir atau yang lebih dikenal dengan nama Boy Thohir merupakan pengusaha kelas kakap di Indonesia. Kakak dari Menteri BUMN Erick Thohir ini merupakan pemilik dari salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia, PT Adaro Energy Tbk (ADRO).
ADVERTISEMENT
Selain Adaro, Boy juga masih memiliki sederet bisnis lain di berbagai bidang. Namun beberapa bisnisnya saat ini tersendat akibat pandemi virus corona (COVID-19).
“Saya kan juga ada beberapa bisnis di luar Adaro. Dari seluruh bisnis saya yang punya mulai dari penjualan mobil, penjualan motor, finance, restoran, elpiji dan lain-lain semua berat. Apalagi yang bergerak di pariwisata. Saya punya travel agent yang umrah dan haji ya tutup. Semua dirumahkan. Tidak ada PHK tapi sangat sangat berat karena revenue-nya enggak ada,” ungkap Boy Thohir dalam konferensi pers virtual, Selasa (12/5).
Menurut Boy, kondisi saat ini dirasa sangat berat bahkan dibandingkan dengan krisis pada 1998 ataupun 2008. Sebab menurut Boy, pada 1998 dan 2008 lalu, krisis hanya berdampak pada pengusaha kelas atas. Sedangkan pengusaha kelas bawah dan menengah masih bisa berjalan seperti biasa.
Garibaldi Thohir, Presiden Direktur Adaro Energy Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Namun saat ini kondisinya sangat jauh berbeda. Bisnis-bisnis kecil hingga menengah pun semuanya terpukul karena ada pandemi virus corona. Boy mencontohkan restoran Hanamasa miliknya kini tak bisa beroperasi. Boy mengakui restoran tersebut sulit beradaptasi di saat masyarakat diimbau untuk tetap di rumah. Sebab konsep Hanamasa adalah restauran dine in untuk keluarga.
ADVERTISEMENT
“Saya terus terang merasa sangat prihatin. Saya punya Hanamasa, itu restoran sudah lama dan udah enggak ada utang dan lain-lain. Tapi Hanamasa itu resto keluarga. Untuk diubah supaya bakar-bakar di rumah masing-masing ya terbatas banget. Sangat berat, kayak restoran sangat berat. UMKM yang hanya punya satu dua restoran berat sekali,” ujarnya.
Untuk itu Boy pun berharap pemerintah tidak abai dengan kondisi para pengusaha kelas bawah dan menengah saat ini. Boy berharap pemerintah bisa mengalokasikan insentif khusus bagi pengusaha.
“Yang baru turun itu kan hanya bansos, bantuan-bantuan yang dasar. Sedangkan sektor dunia usaha ini perlu banget bantuan likuiditas. Yang UMKM itu kan udah pingsan lah, udah mau mati. Waktu mau hidup, mau restart the business dia butuh bantuan lagi. Bantuan modal kerja,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Boy berharap pemerintah bisa memberikan perhatian khusus kepada dunia usaha. Harapannya ada stimulus yang memang dikhususkan bagi UMKM.
“Imbauan saya harus ada bantuan stimulus. Ibarat darah udah kekurangan darah. Kalau enggak dibantu benar-benar mereka sebelum ekonomi recovery, perusahaan yang terlanjur bangkrut susah mau hidup lagi,” ujarnya.
****
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona