news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Curhat Pengepul Kopi Indonesia yang Terpukul Pandemi Corona

13 Agustus 2020 15:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani menjemur biji kopi gabah (hard skin) Palintang jenis Arabika di rumah pengepul kopi, Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/7/2020). Foto: NOVRIAN ARBI/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petani menjemur biji kopi gabah (hard skin) Palintang jenis Arabika di rumah pengepul kopi, Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/7/2020). Foto: NOVRIAN ARBI/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Dalam rantai pasok komoditas kopi, ada satu peran yang jarang diekspose, yaitu para pengepul. Studi terbaru Yayasan Inisiatif Dagang Hijau dan Enveritas mengungkap bahwa 90 persen hasil kopi dari petani di Indonesia dibeli oleh para pengepul yang jumlahnya mencapai lebih dari 4.000 pengepul.
ADVERTISEMENT
Namun persoalan produktivitas komoditas kopi Indonesia menurun membuat pengepul ikut terdampak. Tantangan lainnya yang dihadapi pengepul sekaligus petani kopi saat ini adalah turunnya harga komoditas kopi akibat pandemi corona.
Pengepul kopi robusta di Kecamatan Semedo, Darat Ulu Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan, Hadi Kusuma, mengaku, sebelum COVID-19 terjadi, banyak tantangan baik di hulu hingga hilir rantai pasok kopi Indonesia yang perlu ditata kembali. Setelah memasuki masa pandemi, tantangan tersebut menjadi semakin besar.
“Banyak dari petani mengajukan pinjaman kepada kami untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tentu kami juga ingin membantu sekaligus mengembangkan usaha kami, tetapi untuk mendapatkan modal usaha saja cukup sulit, meskipun sudah mengajukan modal ke bank atau koperasi,” katanya saat Diskusi Kopi (DISKO) virtual, Kamis (13/8).
Ilustrasi biji kopip Foto: Shutter Stock
Untuk mendapatkan modal usaha, para pengepul harus mencari pendapatan lain seperti bertani, menjadi perangkat desa, dan menjual sayuran.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Direktur Eksekutif Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI), Paramita Mentari Kesuma menambahkan, para pengepul memiliki peran dan fungsi penting dalam rantai pasok kopi Indonesia, juga di negara-negara produsen kopi lain seperti Vietnam, Kolombia, dan Uganda.
“Khususnya dalam situasi pandemi saat ini, diharapkan dapat menjaga stabilitas pasar kopi Indonesia dan mendorong ekosistem bisnis kopi yang berkelanjutan,” tambahnya.
Studi yang dilakukan di empat negara penghasil kopi – Indonesia, Vietnam, Uganda, dan Kolombia dari kurun waktu 2018 hingga 2020 ini memotret kemiripan peran para pengepul di keempat negara tersebut. Khusus di Indonesia, studi ini mengungkap adanya tiga jenis pengepul, yaitu di tingkat desa, tingkat kabupaten atau kota, dan agen. Ketiganya memberikan layanan yang serupa kepada petani, antara lain memberikan pinjaman, menyediakan pupuk dan benih berkualitas, serta melakukan pelatihan.
ADVERTISEMENT
Senthil Nathan, Pemimpin Operasional Enveritas wilayah Asia menegaskan, secara tidak langsung, para pengepul ikut membangun kesejahteraan petani karena terdapat hubungan yang saling membutuhkan satu sama lainnya.
“Studi kami merekomendasikan beberapa ide untuk mereformasi bisnis kopi. Ide tersebut antara lain menciptakan akses pasar yang lebih modern menggunakan teknologi, memberikan akses terhadap pinjaman, melakukan pelatihan bisnis dan keuangan bagi para pengepul, menciptakan sistem transportasi yang lebih efektif, memberikan bukti tanda terima yang dapat menandakan tingkat kualitas kopi petani, dan memperluas jenis layanan para pengepul di luar sebagai pembeli,” tuturnya.