Curhat Petambak Madura, 2.600 Ton Garamnya Tak Laku

18 Januari 2020 16:21 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petambak garam yang mengalami dampak tumpahan minyak mentah di kawasan pantai Tanjung Pakis, karawang. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petambak garam yang mengalami dampak tumpahan minyak mentah di kawasan pantai Tanjung Pakis, karawang. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para petambak garam di Madura, Jawa Timur saat ini tengah kesulitan menjual hasil panen. Bahkan kualitas garam yang tidak terserap pasar ini memiliki kualitas bagus dengan kadar 97,3 NaCL.
ADVERTISEMENT
Salah satu petambak garam di Madura, Ismutajap curhat kepada kumparan. Ia mengatakan, saat ini ada 2.600 ton garam yang tidak terjual.
"Saya ada 20 hektare (ha) lahan. Stok garam yang tidak terjual 2.600 ton," katanya kepada kumparan, Sabtu (18/1).
Petambak memanen garam di desa Tanjakan, Krangkeng, Indramayu. Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Ismutajap mengeluh, sejak tahun 2018 lalu garamnya mandek di gudang tak terserap pasar. Padahal biasanya orang-orang dan perusahaan selalu membeli garamnya.
"Saya jual dikit untuk biaya pegawai buruhnya ada sekitar 20 orang. Untuk biaya makan mereka," tuturnya.
Ia pun bercerita, dulu Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pernah melakukan panen raya di tambaknya.
"Waktu itu kebetulan Bu Susi panen garam di tempat saya. Tempat panen raya ternyata menemukan. Bu Susi panen raya di tambak saya dan itu menjadi ide Bu Susi untuk membantu petani garam yang lain supaya bisa membuat seperti ini. Sudah dilaksanakan, orang sudah terbantu oleh Bu Susi," jelasnya.
ADVERTISEMENT