Curiga Ada Fraud, Kementerian BUMN Investigasi Laporan Keuangan Waskita Karya

5 Juni 2023 22:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Destiawan Suwardjono, saat akan ditahan Kejaksaan Agung. Foto: Dok. Kejaksaan Agung
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Destiawan Suwardjono, saat akan ditahan Kejaksaan Agung. Foto: Dok. Kejaksaan Agung
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, menyebut ada unsur pidana penipuan di dalam laporan keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). Pelaporan keuangan salah satu BUMN karya itu disebut tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan selama bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
Tiko mengatakan, laporan keuangan yang dirilis oleh Waskita Karya menunjukkan adanya keuntungan selama bertahun-tahun. Padahal pada kenyataannya cash flow perusahaan infrastruktur itu justru tidak pernah menunjukkan kinerja positif.
"Artinya dilaporkan seolah-olah untung bertahun-tahun padahal cash flow tidak pernah positif sebetulnya. Nah ini memang ada isu di dalam pelaporan keuangan dan kita sedang investigasi Waskita," kata Tiko usai rapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (5/6).
Saat ini BUMN tengah melakukan investigasi bersama Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terhadap tindak pidana penipuan atau fraud laporan keuangan yang dilakukan oleh Waskita Karya. Tiko menegaskan akan menuntut manajemen yang membuat laporan jika hasil investigasi menunjukkan adanya pemalsuan laporan keuangan.
Selain terhadap Waskita Karya, Tiko juga melakukan investigasi terhadap PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) yang diduga turut melakukan pemalsuan laporan keuangan.
ADVERTISEMENT
"Kita akan mulai lakukan ini saya sudah lapor ke ketua BPKP. Apabila memang ada fraud dari sisi pelaporan keuangan kita bisa lakukan tindakan tegas dengan kerangka governance yang ada," tegas Tiko.
Kasus memoles laporan keuangan juga pernah terjadi pada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA). Pada 2018, Garuda seharusnya mencatatkan rugi senilai USD 244,95 juta.
Namun dalam laporan keuangan perusahaan justru mencatatkan laba bersih USD 809,84 ribu, meningkat tajam dari tahun 2017 yang rugi USD 216,58 juta.