Daftar Negara Pembeli Terbesar Alutsista Rusia, Indonesia di Ranking Berapa?

13 Maret 2022 14:11 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tank bergerak ke kota, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan operasi militer di Ukraina timur, di Mariupo, Ukraina, Kamis (24/2/2022). Foto: Carlos Barria/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Tank bergerak ke kota, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan operasi militer di Ukraina timur, di Mariupo, Ukraina, Kamis (24/2/2022). Foto: Carlos Barria/REUTERS
ADVERTISEMENT
Serangan militer Rusia ke Ukraina, membuat perhatian dunia ke kawasan itu meningkat. Salah satunya soal kekuatan industri militer dan alutsista (alat utama sistem persenjataan) Rusia, serta posisinya di pasar dunia.
ADVERTISEMENT
Lembaga kajian Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menyebut Rusia merupakan produsen dan eksportir alutsista (alat utama sistem persenjataan) terbesar kedua di dunia. Posisinya di bawah Amerika Serikat (AS).
"Rusia adalah eksportir senjata terbesar kedua di dunia setelah AS. Porsi pasarnya mencakup 20 persen dari penjualan senjata global. Pada rentang 2016-2020, Rusia menjual senjata senilai USD 28 miliar ke 45 negara," tulis Aljazeera melansir data SIPRI, dikutip Minggu (13/3).
Dari total alutsista yang dijual Rusia ke pasar dunia, jet tempur menyumbang hampir separuh dari total nilai ekspor alutsista. Yakni mencapai USD 14 miliar atau setara 48,6 persen. Nilai ekspor itu berasal dari 400 jet tempur. Yang paling populer adalah Sukhoi dan Mig, dengan pengguna sebanyak 13 negara di dunia, termasuk Indonesia.
Parade militer Rusia. Foto: Host photo agency/Mikhail Voskresenskiy via REUTERS
Mengutip data Kementerian Pertahanan, Indonesia saat ini memiliki 16 unit Sukhoi Su-27 dan Su-30. Pembelian di masa reformasi pertama kali dilakukan pada 2003, sebanyak 2 unit Su-27 dan 2 unit Su-30. Terakhir, Indonesia membeli 6 unit Sukhoi Su-30 pada 2012.
ADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto kembali menjajaki pembelian jet tempur Rusia Sukhoi pada 2018. Kali ini seri Su-35. Tapi pembelian itu dikabarkan batal, diduga karena ancaman sanksi dari AS.
"Keterbatasan beberapa suku cadang pesawat serta keterbatasan jenis dan jumlah peluru kendali juga menyebabkan kesiapan tempur Sukhoi 27 dan 30, selain F-16, jadi tidak maksimal," kata Sekjen Kementerian Pertahanan, Donny Ermawan Taufanto seperti dilansir dari Antara, Jumat (18/2).
*****
Kuis kumparanBISNIS hadir lagi untuk bagi-bagi saldo digital senilai total Rp 1,5 juta. Kali ini ada kuis tebak wajah, caranya gampang! Ikuti petunjuknya di LINK INI. Penyelenggaraan kuis ini waktunya terbatas, ayo segera bergabung!
*****
Dua negara adidaya, Rusia dan AS, berlomba menanamkan pengaruhnya secara global. Termasuk dalam membangun mitra untuk menjual senjata produksi mereka.
ADVERTISEMENT
Selain jet tempur, Rusia juga menjual mesin berbagai jenis alutsista. Nilai ekspornya pada rentang 2016-2020 adalah sebagai berikut:
Personel TNI Angkatan Udara memandu pesawat Sukhoi dari Skadron Udara 11 sesaat setelah mendarat di Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Pattimura, Ambon, Maluku, Senin (23/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/izaac mulyawan
Negara-negara yang jadi pembeli terbesar alutsista Rusia, tujuh di antaranya yakni:
Tak mengherankan jika hampir semua negara tersebut menolak resolusi Dewan Keamanan PBB, agar Rusia menghentikan serangan militer ke Ukraina. Hanya Mesir di antara tujuh negara di atas, yang mendukung resolusi yang pemungutan suaranya dilakukan pada 2 Maret 2022 lalu itu.
ADVERTISEMENT

Nilai Impor Senjata Indonesia dari Rusia

Seorang wanita belajar cara menggunakan senapan serbu AK-47 selama kursus bela diri warga sipil di pinggiran Lviv, Ukraina barat, pada 4 Maret 2022. Foto: Daniel LEAL/AFP
Jika dihitung dalam rentang 2016-2020 seperti data SIPRI yang dirilis Aljazeera, Indonesia memang tak masuk daftar 7 besar pembeli senjata Rusia. Kerja sama militer Indonesia-Rusia sendiri sudah berlangsung lebih dari 60 tahun, jika dihitung sejak Rusia masih bernama Uni Soviet.
Indonesia pertama kali mengimpor alutsista Uni Soviet pada 1958. Tahun 2018 lalu, menandai 60 tahun kerja sama militer kedua pihak yang terus terjalin hingga kini. Jika dihitung dalam rentang 1992-2018, impor alutsista Indonesia dari Rusia selama 25 tahun tersebut, nilainya mencapai USD 2,5 miliar.
“Secara keseluruhan, pengiriman produk militer ke Indonesia telah mencapai lebih dari USD 2,5 miliar sejak November 1992," kata CEO Rosoboronexport, Alexander Mikheyev, seperti dilansir kantor berita Rusia, Tass. Rosoboronexport merupakan BUMN Rusia yang mengurusi bisnis senjata negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Kantor berita Rusia, Tass juga melaporkan, jenis-jenis alutsista yang dibeli Indonesia selain jet tempur Sukhoi, antara lain kendaraan lapis baja angkut militer BTR-80A dan kendaraan tempur infanteri BMP-3F.
Selain itu, Indonesia juga tercatat sebagai pengguna senapan serbu Kalashnikov yang populer dengan sebutan AK-47 yang legendaris. Indonesia dari Rusia juga mengimpor helikopter Mi-35 dan Mi-17, serta sistem senjata dan perangkat keras militer lainnya.