Dalam 2 Bulan, Ekspor Masker ke China Melonjak hingga 1,3 Juta Kali Lipat

17 Maret 2020 10:03 WIB
Ilustrasi keluarga menggunakan masker. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keluarga menggunakan masker. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya lonjakan ekspor masker ke China sejak awal tahun ini. Bahkan kenaikannya mencapai 1,3 juta kali lipat pada Januari-Februari 2020, dibanding periode yang sama pada tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data BPS yang diterima kumparan, Selasa (17/3), nilai ekspor masker Indonesia ke China pada Januari-Februari 2019 hanya USD 20. Sementara pada Januari-Februari 2020 mencapai USD 26,43 juta, atau naik 1,32 juta kali lipat.
Sementara secara total, nilai ekspor masker dengan kode HS 63079040 mencapai USD 73,90 juta di Februari 2020. Selain ke China, ekspor juga dilakukan ke Singapura, China, dan Hong Kong.
Angka tersebut jauh meningkat jika dibandingkan dengan Februari 2019 yang hanya USD 20 atau dibandingkan Januari 2020 yang hanya USD 1,76 juta.
Jika dirinci, selama Februari 2020 saja nilai ekspor masker ke Singapura mencapai USD 36,28 juta, naik 6.385 persen dibandingkan Januari 2020 yang sebesar USD 559.416.
ADVERTISEMENT
Total akumulasi nilai ekspor masker ke Singapura sejak Januari-Februari 2020 mencapai USD 36,84 juta. Nilai ini jauh melesat 827.645 persen dibandingkan total nilai akumulasi selama 2019 yang hanya USD 4.451.
Suasana di Pasar Pramuka usai pengumuman WNI terjangkit virus corona. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Selain itu, ekspor masker ke China pun turut melonjak. Selama Februari 2020, nilai ekspor masker RI ke China mencapai USD 26,60 juta, naik hampir 3.000 persen dibandingkan Januari 2020 yang hanya USD 826.149.
Dalam dua bulan saja atau sejak Januari-Februari 2020, total nilai ekspor masker ke China mencapai USD 26,43 juta, meningkat 5,32 juta persen atau 53.294 kali lipatnya jika dibandingkan total ekspor selama 2019 yang hanya USD 496.
Sementara ekspor masker ke Hong Kong sebesar USD 12,01 juta di Februari 2020, juga melesat dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya USD 384.100.
ADVERTISEMENT
Sejak Januari-Februari 2020, total ekspor masker ke Hong Kong mencapai USD 12,39 juta, melesat 123.274 persen dibandingkan total 2019 yang sebesar USD 10.049.
Secara total, nilai ekspor masker ketiga negara itu sejak Januari-Februari 2020 mencapai USD 75,67 juta, melesat 504.534 persen dibandingkan total 2019 yang hanya USD 14.996.
Masker hingga saat ini menjadi salah satu komoditas barang yang sulit didapatkan dan membuat harganya melambung tinggi.
Seorang warga berjalan menggunakan masker akibat virus corona di distrik pusat bisnis Beijing, China. Foto: REUTERS/Jason Lee
Untuk itu, pemerintah akan membuat aturan pelarangan ekspor masker. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto melakukan hal itu juga untuk mencegah kelangkaan masker.
"Kami buat peraturan sementara melarang untuk mengekspor (masker)," kata Agus di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3).
Agus menegaskan pelarangan tersebut karena pemerintah mengutamakan kebutuhan dalam negeri. Dia tidak mau masyarakat kesulitan dalam mendapatkan masker.
ADVERTISEMENT
"Kita juga akan terbitkan larangan sementara produk masker untuk menjamin kebutuhan konsumen dalam negeri," ujar Agus.
Namun, pelarangan ekspor masker itu belum dipastikan kapan akan diberlakukan.