Dalam 8 Bulan Ada 46 Ribu Pekerja Kena PHK, Didominasi Sektor Tekstil

3 September 2024 8:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Karyawan Tekstil Foto: zakir1346/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Karyawan Tekstil Foto: zakir1346/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tren pemutusan hubungan kerja (PHK) di 2024 terus meningkat. Hingga Agustus 2024, jumlah orang yang kehilangan pekerjaan sudah 46 ribu lebih.
ADVERTISEMENT
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyebut tren PHK di Tanah Air saat ini tengah meroket. Dia berharap hingga akhir tahun, catatan tenaga kerja yang kena PHK tidak lebih tinggi dari angka yang tercatat sepanjang tahun lalu.
"Ya memang naik (tren PHK). Memang akhir-akhir ini banyak mengalami PHK ya, tapi kan kita mudah-mudahan angkanya tidak lebih tinggi dari angka tahun 2022-2023," kata Ida di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (2/9).
Berdasarkan laman satu data Kemnaker, pada periode Januari-November 2023 terdapat 57.923 pekerja yang ter-PHK. Sementara, berdasarkan data Kemnaker, sepanjang Januari hingga Agustus 2024 terdapat 46.240 orang terdampak PHK di Indonesia.
Ida memastikan Kemnaker terus melakukan langkah mitigasi pencegahan membeludaknya angka tenaga kerja terdampak PHK. Hal ini dilakukan seiring dengan penyediaan lapangan pekerjaan baru.
ADVERTISEMENT
Ida juga mengeklaim, langkah Kemnaker untuk mempertemukan manajemen perusahaan dengan tenaga kerja telah efektif menekan kasus PHK di Tanah Air.
"Makanya kita terus lakukan mitigasi itu. Di samping itu tentu lapangan pekerjaan baru kita create. Kita terus memitigasi agar jangan sampai PHK itu terjadi, upaya-upaya mempertemukan antara manajemen dengan pekerja bisa menekan terjadinya PHK,” tambah Ida.
Menaker RI Ida Fauziyah saat menerima kunjungan kehormatan (courtesy call) Yasushi Masaki sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Jepang untuk Indonesia di kantor Kemnaker Jakarta, Selasa (19/3/2024). Foto: Dok. Kemnaker RI
Ida menjelaskan, manufaktur masih menjadi sektor yang langganan PHK tahun ini, meliputi industri tekstil, garmen dan alas kaki. Salah satu biang keroknya adalah kenaikan cukai rokok.
"Saya beberapa kali ketemu dengan perusahaan misalnya perusahaan rokok, memang dia ada pengaruh terhadap kenaikan tarif cukai misalnya," terangnya.
Sementara, dari sisi lowongan pekerjaan, Ida bilang, sektor dengan lowongan kerja paling diminati tahun ini, adalah jasa.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial (PHI) dan Jaminan Sosial Kemnaker, Indah Anggoro Putri, menuturkan sepanjang Januari hingga Agustus 2024 Kemnaker mencatat ada sebanyak 7.400 orang terdampak PHK di DKI Jakarta.
Angka ini membuat DKI Jakarta menempati posisi kedua provinsi dengan kasus PHK terbanyak sepanjang Januari hingga Agustus 2024. "Jawa Tengah nomor 1, Agustus masuk nomer 1 Jawa Tengah. Jawa Tengah, diikuti DKI Jakarta 7.400 (kasus), lalu Banten," kata Indah.
Meski secara nasional, manufaktur menjadi sektor yang langganan PHK, Indah bilang, di DKI Jakarta justru kasus PHK mayoritas berasal dari sektor jasa.
"Jawa Tengah sektor manufaktur, tekstil, garmen, alas kaki. Kalau di DKI kebanyakan jasa, restoran, kafe, itu jasa banyak. Banten ya industri," terang Indah.
ADVERTISEMENT