news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dampak Corona Makin Terasa, Manufaktur RI Akan Kesulitan Bahan Baku Bulan Depan

24 Februari 2020 11:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas di Terminal 3 Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas di Terminal 3 Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Dampak virus corona semakin terlihat di Indonesia. Apalagi aktivitas ekonomi Indonesia masih dipengaruhi oleh China sebagai mitra utama dagangnya.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Kemenko Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, mengatakan akibat virus corona, lalu lintas barang Indonesia dari dan ke China lumpuh total.
Menurut dia, hal ini akan memberikan dampak sulitnya bahan baku di industri manufaktur mulai bulan depan.
"Padahal 74 persen impor bahan baku dan barang modal China. Kalau kita hitung peak 20-30 Januari, Maret nanti industri kita kesulitan bahan baku manufaktur," kata Susiwijono di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Senin (24/2).
Susiwijono menjelaskan, dampak virus corona juga dua kali lebih besar dibandingkan SARS di tahun 2002-2003. Apalagi, saat ini ukuran perdagangan China semakin besar terhadap ekspor dunia.
"Saat 2002-2003, PDB (produk domestik bruto) masih USD 1,7 triliun, AS USD 11,5 triliun. Di 2019 China PDB-nya sudah USD 14,4 triliun. Jadi sudah luar biasa besar ke ekonomi dunia," katanya.
ADVERTISEMENT
"Dulu share China 5,9 persen dari ekspor dunia, sekarang 13 persen. Bagaimana logistik lalu-lintas barang terpengaruh," lanjutnya.
Sesmenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso (kiri) pada konferensi pers terkait tiket pesawat. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Dia memastikan pemerintah akan terus memonitor dan menghitung dampak tersebut ke perekonomian domestik secara menyeluruh.
"Ini harus dihitung, karena itu pemerintah sekarang terus monitor," tambahnya.
Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi China menjadi hanya 5,6 persen dari proyeksi sebelumnya 6 persen di tahun ini.
Laju ekonomi China diramal terendah dalam 30 tahun. Terakhir kali China mencatat pertumbuhan ekonomi di bawah 6 persen adalah pada 1990. Saat itu, laju ekonomi mereka hanya mencapai 3,9 persen.
Tak hanya itu, pertumbuhan ekonomi dunia juga diprediksi melambat 0,1 persen akibat virus corona. Namun dampak corona terhadap ekonomi dunia dinilai relatif pendek.
ADVERTISEMENT
"Dalam skenario ini, pertumbuhan 2020 untuk China akan menjadi 5,6 persen. Ini 0,4 poin persentase lebih rendah daripada Laporan Ekonomi Global IMF Januari. Pertumbuhan global akan menjadi sekitar 0,1 poin persentase lebih rendah," Managing Director IMF Kristalina Georgieva dalam keterangan resminya.