Dampak Pandemi, Rolls Royce Akan Tutup Bisnis Dirgantara Sipil Selama Dua Pekan

8 Februari 2021 8:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi dari Rolls Royce. Foto: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dari Rolls Royce. Foto: pixabay.com
ADVERTISEMENT
Perusahaan multinasional yang memproduksi mesin pesawat asal Inggris, Rolls Royce, berencana menutup operasional unit kedirgantaraan sipilnya selama dua pekan pada musim panas.
ADVERTISEMENT
Kebijakan itu diambil perusahaan untuk mengendalikan kerugian akibat pandemi COVID-19, demikian disampaikan dalam sebuah pernyataan tertulisnya pada Minggu (7/2), dikutip dari The Guardian.
Pembuat mesin aero, ini sudah mulai melakukan pembicaraan dengan serikat pekerja tentang penutupan dan pemotongan biaya di unit kedirgantaraan sipilnya.
"Saat kami terus mengelola basis biaya kami sebagai tanggapan atas dampak berkelanjutan dari pandemi COVID-19 di seluruh sektor penerbangan komersial, kami mengusulkan penutupan operasional selama dua minggu di unit kedirgantaraan sipil selama musim panas," katanya.
Keuangan Rolls-Royce telah dilanda krisis COVID-19 karena pelanggan maskapai penerbangannya melarang penerbangan. Pada bulan lalu memperingatkan perjalanan akan lebih dibatasi dari yang diharapkan tahun ini, yang menyebabkan peningkatan arus kas keluar.
Rolls diharapkan dapat menghemat puluhan juta pound dalam gaji, ditambah energi dan biaya operasional lainnya.
Perusahaan Rolls Royce Foto: REUTERS/Darren Staples
Staf telah diberi tahu bahwa gaji dua minggu yang akan hilang akan disebarkan sepanjang tahun untuk meminimalkan dampak pada pendapatan mereka.
ADVERTISEMENT
Menurut Sunday Telegraph yang pertama kali melaporkan penutupan musim panas selama dua minggu, langkah tersebut diperkirakan akan mempengaruhi 19.000 staf di divisi kedirgantaraan sipil internasional Rolls, termasuk 12.500 di Inggris, yang membuat mesin jet untuk pesawat.
Munculnya varian yang lebih menular dari virus COVID-19 telah menghantam harapan industri perjalanan akan peningkatan penjualan yang kuat pada tahun 2021.
Bulan lalu, Rolls-Royce menandai bahwa "varian virus yang lebih menular ini menciptakan ketidakpastian tambahan", karena pihaknya memangkas perkiraan jam terbang mesin tahun ini menjadi sekitar 55 persen dibandingkan dengan level sebelum Covid pada 2019.