Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Virus corona sampai saat ini masih menjadi masalah yang belum bisa diselesaikan. Terbaru, 2 orang Indonesia yang tinggal di Depok sudah dinyatakan terkena virus tersebut. Bahkan ada pasien suspect virus corona meninggal di Cianjur.
ADVERTISEMENT
Di tengah solusi yang belum ditemukan, pasar tradisional diramaikan dengan bahan-bahan tradisional yang dianggap bisa menangkal virus corona. Salah satu yang paling banyak dicari adalah temulawak. Tak hanya itu, hand sanitizer hingga termometer elektronik juga banyak diburu sebagai alat pencegahan dan deteksi dini virus corona. Saking diburunya, barang tersebut jadi langka dan mahal.
Harga Temulawak Naik Tajam
Nizam, salah seorang pedagang di Pasar Minggu mengungkapkan kalau temulawak jadi buruan masyarakat sejak pagi hari ia menjajakan dagangannya.
“Buat corona banyakan ini temulawak yang dipakai ini seperempat Rp 15 ribu. Orang pada beli temulawak dari pagi,” kata Nizam saat ditemui kumparan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (3/3).
Nizam tidak tahu dari mana informasi temulawak bisa dimanfaatkan sebagai obat virus corona. Ia hanya tahu kalau barang tersebut memang sedang viral. Sehingga tidak heran kalau harganya sekarang melambung tinggi dari normalnya Rp 20.000 per kg menjadi Rp 60.000 per kg.
ADVERTISEMENT
“Di induk juga udah kosong orang pada nyari, lagi rame ini. Kadang ada yang bawa 1 kuintal, 20 kilo. Mahal ini. Biasanya temulawak Rp 5.000 seperempat, Rp 20.000 per kg. Sekarang 1 kg Rp 60.000 biasanya Rp 20.000 per kg,” ungkap Nizam.
Selain temulawak, Nizam menjelaskan kalau jahe juga tidak kalah dicari oleh masyarakat di tengah merebaknya virus corona. Hanya saja, harga jahe dianggap Nizam masih normal.
“Jahe setengah kg Rp 25.000, 1 kg Rp 50.000. Ini yang dicari jahe sama temulawak. Temulawak direbus campur sama jahe. Kalau jahe standar 1 kg Rp 50.000,” terang Nizam.
Senada dengan Nizam, Andi seorang pedagang lainnya mengakui 2 barang tersebut memang sedang diburu oleh masyarakat. Ia merasa harga setiap pedagang di Pasar Minggu juga tidak terlalu berbeda.
ADVERTISEMENT
“Iya memang (temulawak Rp 60 ribu) segitu harganya sekarang, enggak tahu turun lagi kapan,” tutur Andi.
Termometer Elektronik
Selain temulawak, masyarakat dan perusahaan juga memborong termometer elektronik. Pembina Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka, Yoyon, mengatakan harga termometer elektronik sudah melonjak. Rata-rata pedagang menjual termometer elektronik sekitar Rp 1 juta per unit.
"Laser (termometer elektronik) itu berkisar Rp 1 juta per biji. Sudah naik, sebelumnya Rp 600-Rp 700 ribu per biji," katanya kepada kumparan saat ditemui di lokasi, Jakarta, Selasa (3/3).
Yoyon mengakui harga barang-barang mulai naik semenjak kabar virus corona masuk Indonesia.
"Ya naiknya memang tinggi sekitar Rp 300 ribu," jelasnya.
Bahkan, ada juga konsumen yang mengaku membeli termometer elektronik seharga Rp 2,5 juta per unit. Pembeli yang tak mau disebutkan namanya tersebut mengaku sulit mendapatkan termometer.
ADVERTISEMENT
"Ini saya beli Rp 2,2 juta per biji buat gubernur ini. Tadinya mau pesen 5, tapi ini tinggal 3 aja," sahut salah satu pembeli yang memperlihatkan pesanan.
Sementara pedagang lain yang juga enggan disebutkan namanya mengatakan hal serupa. Saat ini ia mematok harga termometer elektronik sekitar Rp 800 ribu per biji.
“Stok kita enggak bisa ngomong, cuman sekarang barangnya abis," katanya.
Harga Hand Sanitizer Meroket Tajam
Tak hanya termometer yang harganya melambung, hand sanitizer alias cairan anti bacteria juga dijual dengan harga yang sangat tinggi. Salah satu lapak online di e-commerce ternyata masih menjual Antis Botol Spray Timun Hand Sanitizer ukuran kecil 55 ml. Hand Sanitizer ini dijual seharga Rp 159 ribu per pcs. Di lapak lain, ada juga yang menjual Nuvo Hand Sanitizer Hijau ukuran kecil 50 ml seharga Rp 85 ribu per pcs. Harga tersebut bahkan sudah mendapat diskon 10 persen dari harga awal sebesar Rp 95 ribu.
Tak hanya hand sanitizer ukuran kecil, para online shop juga ada yang menjual ukuran besar. Dettol Hand Sanitizer Pump ukuran 200 ml dijual seharga Rp 369 ribu per botol. Harga tersebut konon juga sudah didiskon 26 persen dari harga awal Rp 500 ribu per pcs.
ADVERTISEMENT
Padahal dalam kondisi normal, harga satu botol Hand Sanitizer ukuran kecil hanya dijual di kisaran Rp 12.000 hingga Rp 15.000 per pcs. Ini artinya di tengah isu virus corona, harga Hand Sanitizer juga ikut melambung hingga 900 persen.
Sebelumnya kumparan mencoba menyisir beberapa toko yang ada di pusat bisnis Jakarta yaitu seputaran Mayapada Tower dan gedung World Trade Center. Di belakang gedung-gedung tersebut terdapat satu swalayan Circle K. Sayangnya stok hand sanitizer di swalayan tersebut juga kosong.
“Kosong, Kak,” ujar pelayan kepada kumparan, Selasa (3/3). Menurut pelayan setempat, hand sanitizer sudah ludes sejak kemarin sore.
Mereka pun mengaku belum mendapat kabar kapan hand sanitizer bakal ready stock. Selain di Circle K, stok hand sanitizer juga kosong di Alfamart, Indomart, Family Mart bahkan di toko kelontong.
ADVERTISEMENT