Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Danantara Bisa Jadi Katalis untuk RI Keluar dari Jebakan Negara Kelas Menengah
16 Februari 2025 15:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara akan segera diluncurkan pada 24 Februari 2025. Nantinya, kelahiran Danantara disebut dapat menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 6 persen dan membuat Indonesia bisa keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap.
ADVERTISEMENT
Menurut pengamat BUMN sekaligus Direktur Next Indonesia Center, Herry Gunawan Danantara, bisa mendukung pertumbuhan ekonomi selama dapat dikelola dengan baik.
“Enggak ada main-main, misalnya sektor investasinya ‘pesanan’ yang justru tidak menguntungkan secara bisnis, atau ada mitra titipan, dan lain-lain yang berpotensi merusak karena mengganggu profesionalisme, sehingga tata kelola dan manajemen risiko bisa-bisa melemah,” ungkapnya kepada kumparan, Minggu (16/2).
Dibentuk sebagai pengelola investasi Herry optimistis Danantara bisa mendukung pertumbuhan ekonomi tersebut. Ia mengungkap kontribusi investasi pada perekonomian nasional di tahun 2024 ada di kisaran 29 persen. Hal ini menjadikan sektor investasi menjadi sektor kedua setelah konsumsi rumah tangga di angka 54 persen terhadap perekonomian nasional.
Ia juga memproyeksi peran Danantara dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dapat membuat Indonesia seperti China pada periode 2000-2013 yang dapat mencapai pertumbuhan ekonomi 9,9 persen dengan topangan investasi .
ADVERTISEMENT
“Saat itu, rasio investasi terhadap PDB di Cina sekitar 33,1 persen. Pada periode yang sama, Indonesia hanya 27,4 persen, dengan rata-rata pertumbuhan 5,4 persen per tahun,” lanjutnya.
Ekonom dari CELIOS, Nailul Huda, melihat selama ini porsi investasi masih lebih banyak ditopang oleh swasta, sedangkan peran BUMN masih sangat minim.
“Saya lihat Danantara bisa menjadi game changer untuk mengelola aset menjadi investasi. Jika kita lihat, aset ini kan belum menjadi investasi yang produktif, jika dikelola dengan baik, maka saya yakin bisa menghasilkan dana untuk dikelola menjadi investasi,” jelasnya.
Meski begitu Nailul mengungkap hal ini bukanlah hal mudah bagi Danantara di awal jika Danantara punya tugas besar untuk melesatkan pertumbuhan ekonomi karena Ia melihat masih banyak aset dari BUMN yang di ambang kebangkrutan.
ADVERTISEMENT
“Ketika diserahkan ke Danantara, bisa tidak produktif aset-aset tersebut dan cenderung menjadi beban. Ini yang harus diperhatikan oleh Pengelola Danantara,” ungkap Nailul.
Dengan kelahiran Danantara nanti, Nailul juga berharap pengelolaan aset BUMN di Danantara tetap harus melihat kepentingan pembangunan nasional. Hal ini agar BUMN tidak melupakan tugasnya untuk membangun negara.