Danantara Mulai Tender Proyek Sampah Jadi Listrik di 7 Kota pada 6 November 2025

3 November 2025 15:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Danantara Mulai Tender Proyek Sampah Jadi Listrik di 7 Kota pada 6 November 2025
Danantara Indonesia akan memulai proses tender waste to energy atau sampah menjadi listrik di tujuh kota pada 6 November 2025.
kumparanBISNIS
Managing Director Investment Danantara, Stefanus Ade Hadiwidjaja. Foto: Nur Pangesti/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Managing Director Investment Danantara, Stefanus Ade Hadiwidjaja. Foto: Nur Pangesti/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia akan memulai proses tender waste to energy atau sampah menjadi listrik di tujuh kota pada 6 November 2025.
ADVERTISEMENT
Managing Director Investment Danantara, Stefanus Ade Hadiwidjaja, mengatakan proyek ini berjalan cepat setelah terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2025, tentang Penanganan Sampah Perkotaan Melalui Pengolahan Sampah Menjadi Energi Terbarukan Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan pada 14 Oktober lalu.
Stefanus menjelaskan sejak terbitnya Perpres tersebut, Kemenko Bidang Pangan yang dipimpin Zulkifli Hasan bersama Kementerian Lingkungan Hidup langsung berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri serta masing-masing pemerintah daerah (pemda) untuk pelaksanaan program tersebut.
“Karena kalau kalian baca di perpres itu, memang usulan kota mana itu harus datang dari Pemdanya sendiri. Pemdanya yang harus angkat tangan, eh, saya mau ikut dong program ini. Jadi, mereka secara cepat sudah berdiskusi,” kata Stefanus di Wisma Danantara Indonesia, Senin (3/11).
ADVERTISEMENT
Stefanus menjelaskan bahwa program ini akan diutamakan untuk kota-kota dengan volume sampah lebih dari 1.000 ton per hari. "Sampah, kita utamakan untuk kota-kota yang sampahnya di atas yang seribu ton atau di atas seribu ton,” ungkapnya.
Selain itu, pemerintah daerah juga wajib menyediakan lahan minimal seluas 5 hektare, yang idealnya berlokasi dekat dengan sumber air. Pemda juga harus memastikan seluruh sistem pendukung seperti logistik, pengantaran dan pengumpulan sampah sudah berjalan dengan baik.
Termasuk juga mekanisme retribusi dari masyarakat, yang menjadi bagian dari pendanaan untuk mendukung operasional infrastruktur pengelolaan sampah di daerah tersebut.
“Kalau mereka itu sudah direview oleh KLH, oke, baru diserahterimakan ke Danantara untuk dilakukan eksekusi,” ujarnya.
Dia menambahkan, dalam rapat koordinasi terbatas yang digelar Jumat (24/10) dan dipimpin langsung Menko Pangan Zulkifli Hasan, telah ditetapkan 7 kota yang masuk batch pertama dari total 34 kota proyek PLTSA.
ADVERTISEMENT
“Tujuh kota ini sudah dikirimkan ke Danantara, kita lagi melakukan pengecekan lagi, karena bagian kita juga kita harus memastikan bahwa ini siap dan kalau dari 7 ini sudah siap, tanggal 6 November besok, dalam beberapa hari lagi, kita akan mulai tender di 7 up to 7 cities ini,” jelasnya.
Namun demikian, Stefanus menyebut tender akan tetap dimulai sesuai jadwal, meskipun tidak semua dari tujuh kota tersebut sudah sepenuhnya memenuhi seluruh persyaratan.
“Mudah-mudahan 7-7 sudah siap, atau kalau nggak ya kita mulai dengan berapa pun yang menurut kita memang lahannya sudah siap dan sampahnya memang cukup,” tuturnya.
Managing Director Investment Danantara, Stefanus Ade Hadiwidjaja (tengah). Foto: Nur Pangesti/kumparan
Danantara juga telah merampungkan Daftar Penyedia Teknologi (DPT) untuk proyek PLTSA. Proses seleksi ini sudah berjalan sejak sebulan lalu dan menarik perhatian investor.
ADVERTISEMENT
“Kita sudah mulai proses pendaftaran DPT ini dari 1 bulan lalu, interest-nya sangat banyak, kita cukup senang ternyata banyak orang yang melihat ini sebagai opportunity investasi yang bagus, dan juga impact sosialnya kan besar ya, jadi ketertarikannya besar,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Danantara telah merilis daftar 24 DPT dari berbagai negara yang memiliki pengalaman di sektor waste-to-energy pada Jumat (31/10).
“Batch 1 kemarin sudah keluar, ada 24 nama, kita review dari seluruh dunia yang punya pengalaman yang baik di sektor Waste to energy dengan kemampuan teknologi incinerator untuk mengubah sampah menjadi energi listrik,” jelasnya.
Reporter: Nur Pangesti