Danantara Siap Kembangkan Ekonomi Syariah Indonesia

29 April 2025 16:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Danantara Rosan Roeslani di Kantor Kadin, Jakarta, Selasa (25/3/2025). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
CEO Danantara Rosan Roeslani di Kantor Kadin, Jakarta, Selasa (25/3/2025). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
ADVERTISEMENT
CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani, menegaskan komitmennya memperkuat sinergi antara BUMN dan perbankan syariah, terutama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI), guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
ADVERTISEMENT
Kerjasama tersebut dikhususkan untuk hal penguatan inklusi syariah, jalur distribusi, serta pengembangan sumber daya manusia.
“Di BUMN banyak program-program syariah lainnya yang bisa dikerjasamakan… Ada insurance, itu bisa dikerjasamakan, di distribusinya dengan perbankan juga hingga capital market mungkin selama ini belum bergabung kita akan duduk bareng untuk bisa dikerjasamakan,” ucap dia di acara BSI Global Islamic Finance Summit 2025 di Jakarta, Selasa, (29/4).
Menurut Rosan, peran BSI sangat besar dan signifikan terhadap ekonomi syariah nasional karena market share BSI mencapai 50 persen di industri perbankan syariah.
Saat ini, pangsa pasar perbankan syariah masih berada di kisaran 9 persen dari total industri perbankan nasional, sehingga peluang untuk tumbuh ke depannya masih sangat luas.
ADVERTISEMENT
“Kalau kita lihat memang itu sangat-sangat kecil, jika dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang 87 persennya itu orang muslim. Jadi, tentunya harapan kita ke depan seluruh perbankan syariah dan terutama BSI, bisa terus meningkatkan pangsa pasarnya,” kata Rosan.
Di sisi lain, Rosan meyakini bahwa perbankan syariah memiliki potensi besar dalam mendorong inklusi keuangan, yang saat ini baru mencapai 12,7 persen.
Ia juga menyoroti bahwa struktur Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih didominasi oleh konsumsi dalam negeri yang menyumbang sekitar 53-54 persen, disusul oleh investasi dengan kontribusi sekitar 29 persen.
Rosan pun berharap ekonomi syariah dapat memainkan peran yang lebih signifikan dalam mendukung PDB Indonesia, baik dari sisi konsumsi maupun investasi.
ADVERTISEMENT
“Jadi apabila kita lihat seperti ini, kita ingin mengembalikan peran dari ekonomi syariah Indonesia,” tambahnya.
Pada tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan sedikit berada di atas 5 persen yakni antara 5,2 persen hingga 5,3 persen.
Meski ketegangan geopolitik dan kondisi ekonomi global tengah meningkat, Rosan menilai dampaknya terhadap Indonesia tidak akan signifikan karena kontribusi ekspor terhadap total pertumbuhan ekonomi nasional hanya sekitar 2 persen.
Meski dampaknya kecil, Indonesia tetap harus waspada terhadap berbagai risiko global.
“Harapannya kita bisa membuat (peran) ekonomi syariah ini lebih dalam, baik dari segi pasar modal maupun institusi syariah lainnya seperti perbankan, asuransi, pasar modal fixed income, maupun produk lainnya,” kata Rosan.