Danantara: Waste to Energy Butuh Investasi Rp 2-3 T Setiap 1.000 Ton Sampah
30 September 2025 16:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
Danantara: Waste to Energy Butuh Investasi Rp 2-3 T Setiap 1.000 Ton Sampah
Proyek Waste to Energy atau pengolah sampah menjadi energi listrik (PSEL) akan dijalankan pada Oktober 2025. kumparanBISNIS

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Managing Director Investment Danantara, Stefanus Ade Hadiwidjaja, mengatakan investasi ini tidak hanya disediakan dari Danantara, namun juga menggaet mitra investor lain.
Saat ini, terdapat 33 lokasi proyek PSEL yang tengah dikaji oleh Kementerian Lingkungan Hidup (LH) dan Kementerian ESDM, selanjutnya pemerintah akan membuka lelang atau tender. Total ada 8 proyek yang akan diluncurkan terlebih dahulu pada Oktober 2025.
"Budgetnya bisa cukup luas. Mungkin untuk 1.000 ton kira-kira antara Rp 2-3 triliun total investasinya, termasuk untuk infrastruktur pendukungnya," jelasnya saat Rapat Koordinasi Nasional Pengolah Sampah Menjadi Energi, Selasa (30/9).
Stefanus mengatakan, peran Danantara dalam proyek PSEL ini yakni mengajak mitra, apakah pemodal atau mitra teknologi, untuk mengembangkan proyek yang menjadi solusi lingkungan sekaligus energi baru terbarukan (EBT).
Nantinya, produksi listrik dari PSEL ini akan diserap langsung oleh PT PLN (Persero). Selain itu, tipping fee atau biaya yang dibebankan kepada pemerintah daerah (Pemda) untuk pengolahan sampah juga akan disubsidi oleh negara.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan, selama beberapa bulan terakhir Danantara telah melakukan persiapan terkait proyek PSEL, termasuk melakukan benchmarking dengan berbagai negara, seperti Jepang, China, hingga Jerman.
"Saya rasa dengan investasi besar itu, kita mau mengajak partner-partner untuk bisa berinvestasi bersama-sama dan semoga penciptaan lapangan kerjanya juga cukup baik," jelas Stefanus.
Tender proyek PSEL akan terbuka untuk seluruh mitra, termasuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Danantara akan memilih mitra dengan teknologi yang paling optimal.
Total ada 33 proyek PSEL yang akan diluncurkan di seluruh Indonesia. Setiap proyeknya dapat menyerap tenaga kerja 500 hingga 1.000 orang selama konstruksi.
"Pembangunannya itu kira-kira butuh 18 sampai 24 bulan, pasti kita akan meng-hire orang-orang yang menjalankan, mengoperasikan itu, dan ada efek multipliernya lagi yang bisa beberapa kali lipat," kata Stefanus.
ADVERTISEMENT
Berikut daftar 33 kota prioritas untuk proyek Waste to Energy:
1. Kota Adm. Jakarta Timur
2. Kota Adm. Jakarta Barat
3. Kota Adm. Jakarta Selatan
4. Kota Surabaya
5. Kota Medan
6. Kota Bekasi
7. Kota Bandung
8. Kota Tangerang
9. Kota Adm. Jakarta Utara
10. Kota Depok
11. Kota Palembang
12. Kota Semarang
13. Kota Makassar
14. Kota Adm. Jakarta Pusal
15. Kota Tangerang Selatan
16. Kota Pekanbaru
17. Kota Denpasar
18. Kota Bandar Lampung
19. Kota Bogor
20. Kabupaten Malang
21. Kota Padang dan sekitarnya
Kota Padang
Kota Pariaman
Kabupaten Padang Pariaman
22. Kota Samarinda dan sekitarnya
Kota Samarinda
Kabupaten Kutai Kartanegara
23. Kota Balikpapan dan sekitarnya
Kota Balikpapan
ADVERTISEMENT
Kabupaten Penajam Paser Utara
24. Kota Banjarmasin dan sekitarnya
Kota Banjarmasin
Kabupaten Banjar
Kabupaten Barito Kuala
Kota Banjarbaru
Kabupaten Tanah Laut
25. Kota Jambi dan sekitarnya
Kota Jambi
Kabupaten Muaro Jambi
Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Kabupaten Batanghari
26. Kota Pontianak dan sekitarya
Kota Pontianak
Kabupaten Kubu Raya
Kabupaten Mempawah
Kota Singkawang
27. Kota Surakarta dan sekitarnya
Kota Surakarta
Kabupaten Sukoharjo
Kabupaten Klaten
Kabupolen Karanganyar
28. Kota Yogyakarta dan sekitarnya
Kota Yogyakarta
Kabupaten Sleman
Kabupaton Bantul
29. Kota Manado dan sekitarnya
Kota Manado
Kabupaten Minahasa Utara
Kabupaten Minahasa
Kota Tomohon
30. Kab. Bogor
31. Kab. Tangerang
32. Kab. Bekasi
33. Kab. Serang
