Danareksa akan Terbitkan Obligasi Senilai Rp 1 T, Tawaran Kupon hingga 8 Persen

Ilustrasi uang rupiah Foto: Maciej Matlak/Shutterstock

PT Danareksa (Persero) atau Holding BUMN Danareksa berencana menerbitkan Obligasi VII Danareksa Tahun 2023 senilai Rp 1 triliun. Rencana penerbitan obligasi ini dilakukan sebagai upaya untuk mendorong kolaborasi dan mengoptimalkan sinergi dalam ekosistem Danareksa.

Obligasi yang ditawarkan terdiri dari 2 seri, seri A dengan jangka waktu 3 tahun dan indikasi kupon 7 - 7,9 persen per tahun dan Seri B dengan jangka waktu 5 tahun dan indikasi kupon 7,6 - 8,4 persen per tahun.

Direktur Utama PT Danareksa (Persero), R Muhammad Irwan, mengatakan dana dari hasil penawaran ini setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan seluruhnya oleh Danareksa untuk pelunasan pokok utang perbankan sekaligus dipergunakan untuk modal kerja perusahaan.

"Momentum ini akan kami pergunakan untuk memperbesar kapabilitas Danareksa dalam menghasilkan inisiatif strategis baru sehingga tercipta potensi penciptaan nilai yang mendorong pencapaian kinerja yang optimal," kata Irwan dalam keterangan resminya.

Irwan juga berharap perseroan dapat meningkatkan fungsi pendukung internal dalam ekosistem holding untuk mempercepat proses transformasi dan restruksisasinya yang diamanatkan kepada Danareksa.

Nama besar Danareksa di industri jasa keuangan, khususnya pasar modal memberikan kontribusi positif tersendiri dalam proses penerbitan obligasi ini, yang dapat dilihat dari banyaknya investor yang berminat.

Di kesempatan yang sama, Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PT Danareksa (Persero) M Teguh Wirahadikusumah mengatakan Danareksa yang telah berdiri selama 46 tahun, kini bertransformasi dari holding yang bergerak di bidang pasar modal, menjadi holding yang bertujuan mengembangkan (scaling-up) BUMN lintas sektor yang telah diinbrengkan dan menjadi anak perusahaan Danareksa.

Teguh juga mengatakan per 4 Juni 2022 Danareksa sudah menjadi 12 entitas anak perusahaan dan 3 entitas asosiasi. Hingga saat ini total aset Danareksa berkembang dari Rp 2,8 triliun menjadi Rp 47,9 triliun.