Dari Utang, Pengusaha Bakso Malang Sukses Ekspor ke Luar Negeri

7 November 2024 18:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Caption: Bakso Sritikah menjadi salah satu kuliner bakso khas di Kota Batu, Jawa Timur. Dok: BRI
zoom-in-whitePerbesar
Caption: Bakso Sritikah menjadi salah satu kuliner bakso khas di Kota Batu, Jawa Timur. Dok: BRI
ADVERTISEMENT
Pelaku usaha kuliner bakso di Kota Batu ini memulai bisnisnya usai terhimpit jeratan utang. Kini bisnis kuliner bakso frozen yang dirintisnya berkembang dan sudah merambah pasar ekspor hingga ke Hongkong.
ADVERTISEMENT
Bakso Sritikah namanya. Awalnya memang hanya menjual adonan bakso, dan bakso frozen atau bakso beku. Namun, peminat bakso frozennya semakin banyak membuat bisnisnya berkembang pesat.
Pemilik Bakso Sritikah Eko Susanto menuturkan, awal mula ia dan istrinya terjun di bisnis kuliner bakso. Saat itu ia masih merintis usaha kuliner bakso pada tahun 2017. Eko menjual adonan bakso saja, akibat kesulitan ekonomi pasca bangkrut di usaha proyeknya.
"Kita merintis 2017, itu nggak langsung jualan bakso, awalnya jualan adonan bakso dahulu," kata Eko Susanto, kepada kumparan saat ditemui di lokasi, Senin (14/10).
Eko masih ingat betul kondisi ekonominya pada 2017, saat itu istrinya terpaksa sering makan nasi goreng karena kesulitan ekonomi. Jeratan hutang juga membuat Eko dan istrinya hanya membeli beras saja.
Caption: Bakso Sritikah menjadi salah satu kuliner bakso khas di Kota Batu, Jawa Timur. Dok: BRI
"Cuma bisa makan nasi goreng setiap harinya, supaya ngirit dan memang uangnya nggak ada. Kita makan nasi goreng, tapi lama-lama bosan juga, terus kita kan pecinta bakso, tapi untuk beli bakso tidak ada uang," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
Akhirnya ia berinisiatif bekerja sama dengan orang untuk mengolah adonan bakso, minimal adonan bakso itu bisa dijual dan sisanya bisa dikonsumsi. Hal ini menyiasati supaya tidak bosan memakan nasi goreng setiap hari.
"Karena tidak punya dasarnya (cara membuat bakso), kita ngambil di orang. Jadi harapannya meskipun enggak sukses, minimal kita nggak makan nasi goreng terus," ujarnya.
Namun penjualan adonan baksonya yang bekerjasama dengan orang itu perlahan-lahan mulai menghasilkan. Eko dan istrinya menemui pamannya yang berprofesi sebagai penjual bakso.
Mengetahui keponakannya berkeinginan berjualan bakso, akhirnya Eko diajari cara membuat bakso khas Malang itu.
"Suatu saat kita pengen masak sendiri, kita coba-coba, kita ketemu sama pakde, Ya sudah diajari akhirnya dikasih resepnya diajari membuat, kita sesuaikan tidak sama kita takar sendiri," terangnya.
ADVERTISEMENT
Ia lantas nekat memulai usaha jualan bakso sendiri dengan modal Rp 120 ribu untuk membuat adonannya. Bakso buatannya ternyata memiliki ciri khas dan daya tarik sendiri bagi konsumen.
"Jadi awalnya kita buat adonan itu di situ Rp 120 ribu akhirnya berkembang pesat, namanya bisnis ada naik turunnya, nggak sembuh seperti yang dilihat di hasil seperti sekarang. Dulu awalnya ramai sepi ramai sepi, harus membuat produk baru lagi inovasi lagi," paparnya.
Kini usaha baksonya sudah merambah pasar internasional dengan bakso frozen alias bakso beku. Sementara bakso siap sajinya di Kota Batu, juga kian ramai dan diminati konsumen. Berbagai varian menu bakso baru juga sudah diciptakan agar konsumen tidak bosan.
"Kita juga punya bakso tetelan, tetelan sapi, kemarin baru meluncurkan kaki sapi, namanya krokot sapi, banyak penggemarnya juga makanya itu kita viral juga, yang krokot sapi. Jadi sampai warungnya itu bisa ramai kayak gitu," tutupnya.
ADVERTISEMENT