Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Dari Yuan hingga Yen, Transaksi Mata Uang Lokal di RI Tembus USD 2,53 Miliar
16 Februari 2022 12:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mendukung penggunaan Local Currency Settlement (LCS) atau mata uang lokal untuk transaksi khususnya terkait kepentingan perdagangan dan investasi.
ADVERTISEMENT
Perry mengungkapkan saat ini transaksi menggunakan uang lokal di Indonesia terus meningkat. Sejauh ini baru ada empat negara yang kerja sama LCS dengan Indonesia yaitu China (Yuan), Jepang (Yen), Malaysia (Ringgit), dan Thailand (Baht).
Di Indonesia, total transaksi LCS pada tahun 2021 mencapai USD 2,53 miliar, meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun 2020 yang mencapai USD 797 juta,” kata Perry dalam Finance Track Main & Side Event February Series di Jakarta, Rabu (16/2).
“Yang terdiri dari 35 persen perdagangan, 1 persen investasi langsung, 14 persen pengiriman uang, dan 50 persen interbank for cover position,” tambahnya.
Perry merasa penggunaan mata uang lokal harus terus ditingkatkan. Ia menjelaskan mata uang tersebut bisa dominan dalam perdagangan dan investasi internasional. Sementara, skala ekonomi dan volume perdagangan negara-negara Intra-Asia terus meningkat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kata Perry, penggunaan mata uang regional dalam perdagangan internasional masih relatif rendah. Meski begitu, Perry mengakui penggunaan mata uang lokal untuk transaksi itu ada risikonya.
“Risikonya perekonomian kawasan lebih rentan terhadap guncangan global yang dapat menimbulkan risiko terhadap sistem keuangan dan stabilitas makroekonomi,” ujar Perry.
Dukungan Kebijakan LCS: Perjanjian Pertukaran Mata Uang Bilateral
Perry menjelaskan perjanjian bilateral pertukaran mata uang lokal adalah perjanjian pertukaran uang antarbank sentral untuk mengakses likuiditas mata uang asing satu sama lain yang dapat mendukung kerangka LCS. Ia mencontohkan yang sudah terjadi seperti Indonesia dengan Malaysia atau Indonesia dengan China.
Perry menuturkan langkah itu sebagai bagian dari mendukung stabilitas moneter dan sistem keuangan dengan memastikan mekanisme pasar berfungsi dengan baik dan menghindari kondisi pasar yang tidak jelas.
ADVERTISEMENT
“Mekanisme ini akan melengkapi upaya untuk mendukung penggunaan mata uang lokal yang lebih luas untuk memfasilitasi kegiatan ekonomi lintas batas khususnya terkait investasi perdagangan antara dua negara,” tutur Perry.