Darmin Kritik Model Bisnis 7-Eleven: Terlalu Mengandalkan Profit

3 Juli 2017 13:06 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gerai Sevel yang tutup di Mampang Prapatan (Foto: Novan Nurul/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gerai Sevel yang tutup di Mampang Prapatan (Foto: Novan Nurul/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution yakin tumbangnya bisnis 7-Eleven di Indonesia murni karena kesalahan model bisnis yang dijalankan perusahaan. Misalnya, dengan konsep convenience store, 7-Eleven justru berusaha mengejar profit atau keuntungan yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Padahal menurut Darmin, rata-rata bisnis ritel seperti minimarket di Indonesia mengambil profit yang cukup sedikit.
"Kalau menurut saya bisnis modelnya dia terlalu mengandalkan ke profit perdagangannya. Kalau kita lihat minimarket yang lain, ambil profitnya sedikit sekali," kata Darmin saat ditemui di kantornya, Kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (3/7).
Selain itu, yang lebih dicermati oleh Darmin adalah barang-barang yang dijual 7-Eleven hampir mirip bahkan sama dengan yang dijual oleh para peritel.
"Grup Sevel itu bisnis modelnya kalau kalian perhatikan dia sebenarnya izinnya saja kelihatannya restoran dan selalu di pemukiman karena restoran boleh di pemukiman. Tetapi itu bukan ritel," ujarnya.
Menko Darmin Nasution. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menko Darmin Nasution. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Hal serupa juga diungkapkan Lembaga pemeringkat internasional, Fitch. Fitch juga meyakini masalah 7-Eleven karena adanya perbedaan dengan convenience store, restoran cepat saji, dan restoran menengah lainnya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Model bisnis dan risiko 7-Eleven sama seperti restoran, menawarkan makanan cepat saji dan bisa duduk berlama-lama dengan akses Wifi gratis. Hasilnya, bisnis tersebut bersaing dengan restoran cepat saji dan toko makanan tradisional lainnya yang lebih populer di Indonesia," demikian Fitch mengatakan.
Fitch mengatakan, sewa gerai 7-Eleven juga sangat mahal karena menyediakan tempat untuk duduk, yang mana lebih besar dibandingkan gerai tersebut. Apalagi, gerai 7-Eleven berada di pusat Ibu Kota yang harga sewanya lebih mahal.