Darmin Nasution Sindir Mentan Amran Paling Sering Absen Rakor

18 Oktober 2019 19:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah menteri hadir di acara ngobrol bareng Menko Perekonomian Darmin Nasution, Jumat (18/10/2019). Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah menteri hadir di acara ngobrol bareng Menko Perekonomian Darmin Nasution, Jumat (18/10/2019). Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution hari ini mengadakan acara ngobrol bareng dengan sejumlah menteri lainnya di bawah Kemenko Perekonomian.
ADVERTISEMENT
Dalam acara tersebut, Darmin ditanya oleh para wartawan mengenai kesan dan pesannya selama menjadi menteri. Ia juga ditanya mengenai siapa menteri yang paling ngeyel dan sering absen ketika rapat koordinasi (rakor).
Meski tak menyebutkan secara spesifik nama satu menteri, namun mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu beberapa kali menyebut bahwa sektor pertanian paling sulit untuk dikoordinasikan.
"Yang paling ruwet persoalan kita ini karena macem-macem, satu beras, kedua gula, ketiga daging. Untuk daging ini dua tahun pertama pusing, tapi sekarang udah enggak," ujar Darmin saat berbincang di kantornya, Jakarta, Jumat (18/10).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution hadiri rakor pembahasan harga tiket pesawat. Foto: Zaki/Humas Kemenko Perekonomian
Berdasarkan pantauan kumparan, selama beberapa kali rakor ini, Menteri Pertanian Amran Sulaiman memang paling sering absen. Dia sering kali diwakilkan oleh pejabat eselon I atau II Kementan.
ADVERTISEMENT
Selama setahun rakor ini, kehadiran Amran dalam rakor bisa dihitung dengan jari. Bahkan saat acara ngobrol hari ini saja, Amran hanya datang sekitar 10 menit dan setelah itu pergi.
"Kalau Pak Basuki (menteri PUPR) jarang datang saya mengerti, karena dia sering ikut Pak Jokowi. Menteri Tenaga Kerja ini sering datang. Bu Ani juga, Pak Airlangga juga sering datang. Saya enggak pernah (marah), kadang uring-uringan juga sih, tapi rakor berjalan kok," kata dia.
Darmin juga mengakui, selama ini cukup sulit untuk melakukan koordinasi mengenai data. Menurutnya, salah satu menteri menyebut ada komoditas yang kurang, namun satu menteri lain menyebut panen melimpah.
Sejumlah menteri hadir di acara ngobrol bareng Menko Perekonomian Darmin Nasution. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Untuk itu, Darmin mengambil langkah agar Menteri Tata Ruang dan Agraria dan Badan Informasi Geospasial (BIG) menyiapkan data mengenai panen komoditas tersebut.
ADVERTISEMENT
"Data yang keluar dari Menteri ATR dan BIG sekarang sudah mulai di-challenge, ditunjukan sama mereka. Ini bener nih enggak ada, atau ada nih produknya. Akan ada diskusi lagi, ternyata benar tidak ada produknya," jelasnya.
Darmin bilang, selama menjadi Menko Perekonomian harus berani pasang badan mendapat kritikan masyarakat. Kebijakan impor dinilai memang tak populis, namun hal ini dilakukan demi stabilitas pangan ke depan.
"Makanya jadi Menko Ekonomi itu harus wise, kadang-kadang injak kaki, kadang-kadang harus elus-elus punggung. Tapi kita lihat sekarang, inflasi rata-rata 3,2-3,3 persen, belum pernah republik kita nikmati stabilitas itu dalam waktu lebih dari lima tahun," ujar Darmin Nasution.