Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Darmin Soroti Kenaikan HET MinyaKita, Bikin Masyarakat Tak Mau Beli
5 September 2024 14:40 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Langkah pemerintah yang mengerek Harga Eceran Tertinggi (HET ) MinyaKita saat ini dinilai kurang tepat. Hal ini diutarakan oleh Ketua Dewan Pengawas Independen Indonesia Palm Oil Strategic Studies (IPOSS ) Darmin Nasution . Sebab, menurut Darmin, tanpa tekanan yang berarti, kenaikan harga minyak goreng bersubsidi ini akan membuat minat masyarakat menurun.
ADVERTISEMENT
"Itu karena nggak cukup tekanan, situasinya juga, kalau pada momen yang ada tekanan, sehingga agak susah barangnya, pasti dibeli sama orang," kata Darmin saat ditemui di kawasan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (5/9).
Kenaikan HET MinyaKita diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 18 tahun 2024 tentang Minyak Goreng Sawit Kemasan dan Tata Kelola Minyak Goreng Rakyat. Dalam aturan tersebut, HET MinyaKita naik dari semula Rp 14.000 per liter menjadi Rp 15.700 per liter.
Ini menjadi kali pertama MinyaKita mengalami kenaikan harga sejak diluncurkan pada 2022 lalu. Akan tetapi mantan Menko Perekonomian itu justru melihat seharusnya pemerintah menaikkan HET MinyaKita pada saat ada kelangkaan, yaitu pada 2022.
"Jadi begini, memang mestinya itu dinaikkan dulu pada waktu tekanan 2022 itu. Ya iya (pada saat langka), sehingga kalau itu yang dilakukan pada waktu itu, ya mungkin kita bisa win-win solution, bukan loose-loose gitu," imbuh Darmin.
ADVERTISEMENT
MinyaKita merupakan minyak goreng bersubsidi yang dirilis pada 2022, tepatnya Rabu (6/7). Tujuan utama peluncuran MinyaKita adalah menstabilkan harga minyak goreng nasional yang sedang bergejolak dan mengalami kelangkaan.
Sehingga peluncuran Minyakita diklaim menjadi upaya pemerintah dalam mendistribusikan minyak goreng hasil alokasi pasar dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO) melalui kemasan sederhana.
Sebelumnya, berdasarkan pantauan kumparan di Pasar Jaya Cijantung Jakarta Timur, Rabu (4/9), beberapa pedagang mengaku kesulitan mengakses pasokan MinyaKita setelah pemerintah menaikkan HET.
Selain itu, salah satu pedagang juga mengaku harga MinyaKita dari distributor tempatnya berbelanja telah naik. Meski demikian, dia bilang, masih ada konsumen yang tetap membeli MinyaKita.
“Hampir dua bulan ini susah ya, tapi karena ada yang cari, kita tetap jual,” kata pedagang tersebut saat ditemui di lapak dagangannya, Rabu (4/9).
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal ini, Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi Sarijowan mengatakan saat ini pedagang memang kesulitan mendapatkan pasokan MinyaKita.
“Persis nya kami mengecek di beberapa pasar memang MinyaKita ini agak kesulitan untuk diakses oleh para pedagang, karena pasokannya yang memang sedikit,” kata Reynaldi kepada kumparan, Rabu (4/9).
Reynaldi mengkhawatirkan kenaikan HET MinyaKita yang diiringi dengan sulitnya pasokan akan membuat harga MinyaKita semakin melonjak. Dia menyinggung hukum ekonomi tentang suplai dan demand.
“Sulit untuk diakses MinyaKita ini, yang kami khawatirkan akan terjadi kelangkaan dan harganya akan melonjak, hukum sederhana ekonomi. Kami berupaya satu sampai dua bulan terakhir ini mengakses Minyakita di beberapa D1 (distributor besar) atau D2 (distributor menengah), namun harganya memang sudah tinggi sekali,” jelas Reynaldi.
ADVERTISEMENT