Dasco soal Perang Tarif Trump: RI Harus Memperkuat Pondasi Ekonomi

17 April 2025 11:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad tiba di kediaman Presiden terpilih Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad tiba di kediaman Presiden terpilih Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad menyinggung soal kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) ke banyak negara termasuk Indonesia sebesar 32 persen.
ADVERTISEMENT
Dia menyebutkan perang tarif Trump itu menyebabkan dinamika global semakin tak menentu, sehingga harus diantisipasi salah satu caranya dengan penguatan ekonomi dalam negeri.
“Kita saat ini dihadapkan pada gejolak global yang tidak menentu, perang dagang yang dipicu kebijakan tarif resiprokal ke banyak negara yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat beberapa waktu yang lalu, akan menciptakan berbagai dampak dan risiko mulai dari guncangan rantai pasok global, nilai tukar dolar Amerika hingga risiko perlambatan perekonomian global,” kata Dasco dalam rapat paripurna DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (17/4).
“Kita tidak bisa mengubah kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat, tetapi kita bisa menguatkan pondasi ekonomi kita sendiri,” lanjutnya.
Oleh karena itu, ia menyebutkan parlemen akan mendukung pemerintah dalam hal memitigasi dampak dan risiko atas kebijakan tarif impor tersebut.
ADVERTISEMENT
“Berbagai kebijakan yang memperkuat fundamental perekonomian juga harus segera dilakukan mengingat dinamika perang dagang ini tidak akan selesai dalam waktu singkat,” tuturnya.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto: Brendan Smialowski/AFP
Saat ini, pihak Indonesia juga tengah melakukan upaya negosiasi terhadap kebijakan tarif impor tersebut. Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut Indonesia menjadi salah satu negara yang mendapat kesempatan pertama diundang ke Washington, dalam urusan negosiasi tarif impor ini.
"Kami sudah mempersiapkan non-paper yang relatif lengkap, baik itu yang terkait dengan tarif, terkait dengan non-trade measures atau non-tarif barrier. Dan juga terkait dengan investasi dan juga secara resiprokal apa yang Indonesia minta di dalam kerja sama beyond perdagangan,” jelas Airlangga
Negosiasi ini direncanakan untuk menjawab semua isu dan permasalahan dalam perdagangan Indonesia-AS dan sebaliknya. Dia juga menyoroti nantinya akan dibuat kemudahan ekspor-impor Indonesia dengan AS.
ADVERTISEMENT
“Jadi seluruh isu kita akan jawab. Dan juga rencana daripada Indonesia untuk mengkompensasikan delta daripada ekspor dan impor yang besarnya USD 18 miliar sampai USD 19 miliar,” tutur Airlangga.