Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Ada yang berbeda dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Kantor Pusat PLN yang berada di Jl. Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin pagi (5/8).
ADVERTISEMENT
Jokowi yang hadir sekitar pukul 08.50 WIB tersebut bermaksud meminta penjelasan pada jajaran direksi PLN terkait dengan mati listrik massal yang melanda wilayah Jakarta, Banten, hingga sebagian wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah pada Minggu (4/8).
Jokowi menemui jajaran direksi PLN di Ruang Rapat PLTP Kamojang. Di ruangan itu, Jokowi yang ditemani para menteri seperti Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, serta Sekretaris Kabinet Pramono Anung, tampak tak tersenyum seperti biasa.
Berdasarkan pantauan di lokasi, mukanya tampak datar. Pun ketika menyampaikan pernyataan yang sekaligus pertanyaan di hadapan manajemen PLN, Jokowi cenderung banyak mengerutkan dahi.
"Pagi hari ini saya datang ke PLN. Pertama saya ingin mendengar langsung peristiwa pemadaman total minggu kemarin. Dan dalam sebuah manajemen besar seperti PLN mestinya, menurut saya, ada tata kelola risiko yang dihadapi dengan manajemen besar tentu saja ada contigency plan, ada back up plan," kata Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Pertanyaan saya kenapa itu tidak bekerja dengan cepat dan dengan baik. Saya tahu peristiwa seperti ini pernah kejadian di tahun 2002. (Itu) 17 tahun lalu untuk Jawa dan Bali," lanjutnya.
Dia pun meminta jajaran direksi PLN, agar menjelaskan secara sederhana namun bisa membuat semua pihak mengerti, soal penyebab mati listrik massal.
"Saya ingin mendengar langsung, tolong disampaikan yang simpel-simpel saja. Kemudian kalau ada hal yang kurang ya blak-blakan saja. Sehingga bisa diselesaikan dan tidak terjadi lagi untuk masa masa yang akan datang," jelasnya.
Mendengar pernyataan Jokowi tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Dirut PLN , Sripeni Inten Cahyani, segera menjelaskan panjang lebar masalah yang sempat membuat ibu kota lumpuh tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, jawaban Sripeni tak membuat Jokowi berpuas diri begitu saja. Dia terlihat menahan emosi sembari menilai, penjelasan tersebut cukup panjang namun tak cukup jelas memberi jawaban.
"Pejelasannya panjang sekali. Pertanyaan saya Bapak Ibu semuanya kan orang pintar-pintar, apalagi urusan listrik dan sudah bertahun tahun. Apakah tidak dihitung apakah tidak dikalkukasi kalau akan ada kejadian-kejadian, " jelasnya.
"Sehingga kita tahu sebelumnya. Kok tahu-tahu drop. Artinya pekerjaan yang ada tidak dihitung tidak dikalkulasi. Dan itu betul-betul merugikan kita semua, " lanjutnya.
Dia kemudian meminta agar segera ada perbaikan. Sehingga kejadian serupa tak terulang lagi. Jokowi lantas menyudahi pertemuan tersebut tanpa mendengar jawaban lanjutan dari pihak direksi PLN.
"Yang paling penting saya minta perbaiki secepat-cepatnya, yang memang dari beberapa wilayah yang belum hidup segera dikejar dengan cara apapun agar segera bisa hidup kembali," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Tak berapa lama dari acara diskusi tersebut berlangsung, Jokowi bersama rombongan lantas bergegas pergi. Dengan wajah datar dan dahi yang berkerut, dia menolak untuk memberikan keterangan pers terkait kunjungan ke PLN .
Padahal, awak media sudah menunggunya dan berupaya mendapatkan jawaban dari yang bersangkutan.