Dato Sri Tahir Jadi Pejabat Negara Paling Tajir, Dermawan Berharta Rp 8,7 T

8 September 2021 14:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengusaha Dato Sri Tahir. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengusaha Dato Sri Tahir. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam data Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) 2020 yang disampaikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Selasa (7/9), tercatat bahwa Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Dato Sri Tahir adalah pejabat negara dengan kekayaan paling besar, yakni mencapai Rp 8,743 triliun.
ADVERTISEMENT
Dato Sri Tahir adalah salah satu orang terkaya di Indonesia yang dikenal sebagai filantropi. Majalah Forbes pada 2019 menobatkan pendiri Mayapada Group ini sebagai orang terkaya nomor 7 di Indonesia. Mayapada Group memiliki berbagai unit usaha mulai dari perbankan, properti, rumah sakit, hingga duty free shopping (DFS).
Pria kelahiran Surabaya pada 16 Maret 1952 ini mengaku ayahnya hanya seorang juragan becak dan sang ibu menjaga toko. Lulus dari SMA, Tahir mendapat beasiswa untuk sekolah di Nanyang Technological University, Singapura. Dari sana lah Tahir banyak mendapat pelajaran untuk memulai suatu usaha.
Sambil menimba ilmu, ia juga melihat peluang untuk menambah penghasilan guna pembiayaan studinya dengan menjual barang yang ia beli di Singapura dan dijual kembali di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Dato Sri Tahir di Kantor Sekretariat Negara. Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
Setelah mencoba peruntungan dengan membuat bisnis garmen, pada 1986 Tahir mendirikan Mayapada Group dan merambah ke berbagai bisnis lainnya seperti dealer mobil, perbankan, hingga kesehatan.
Sukses dengan Mayapada Group, ia mendirikan Tahir Foundation, sebuah organisasi nirlaba. Organisasi ini memiliki visi untuk Indonesia yang lebih baik di mana setiap individu memiliki akses untuk pelayanan kesehatan dan pendidikan yang memadai guna meningkatkan kualitas hidup mereka.
Saat diangkat menjadi Anggota Wantimpres pada 13 Desember 2019, Tahir mengaku ingin memberikan masukan kepada Jokowi mengenai persoalan kemiskinan. Ia mengatakan hal ini memang sudah lama menjadi fokusnya.
"Saya lebih banyak mau ngurusi pengentasan kemiskinan di daerah-daerah, itu passion," ujarnya.
Salah satu upaya untuk mewujudkan hal itu, kata Tahir, adalah dengan bagaimana membuat sektor swasta bisa memberikan kontribusi di bidang kesehatan atau pendidikan bagi mereka yang membutuhkan.
ADVERTISEMENT