DBS Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5 Persen di 2024, Ditopang Belanja Masyarakat

21 Mei 2024 19:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deretan gedung bertingkat di kawasan Petamburan, Jakarta. Foto: Antara/Aprillio Akbar
zoom-in-whitePerbesar
Deretan gedung bertingkat di kawasan Petamburan, Jakarta. Foto: Antara/Aprillio Akbar
ADVERTISEMENT
Chief Economist DBS Bank, Taimur Baig memproyeksi ekonomi Indonesia tumbuh 5 persen di tahun 2024. Hal itu ditopang oleh belanja atau konsumsi rumah tangga.
ADVERTISEMENT
“Kami setuju dengan perkiraan resmi pemerintah mengenai pertumbuhan sekitar 5 persen tahun ini. Kami berpendapat bahwa pendorong pertumbuhan ekonomi adalah investasi dan konsumsi dalam negeri,” kata Taimur Baig dalam konferensi pers di Hotel Mulia, Selasa (21/5).
Dia menjelaskan, kinerja ekonomi RI masih dibayangi oleh turunnya harga komoditas dan ketegangan geopolitik dunia. Menurutnya, turunnya harga komoditas mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia.
“Permintaan terkait komoditas, tidak akan menjadi sumber pertumbuhan besar pada tahun ini. Terutama karena minyak berada pada posisi yang lemah,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong menyebut pertumbuhan ekonomi RI 2024 ditopang oleh kegiatan investasi. Menurutnya, investor sudah tidak lagi bersikap wait and see karena KPU sudah mengumumkan nama presiden dan wakil presiden.
ADVERTISEMENT
“Jadi dengan kejelasan ini, kami berharap sektor swasta dapat melanjutkan investasi dan hal ini merupakan pertumbuhan yang luar biasa di Indonesia,” kata Lim.
Sebelumnya, Asian Development Bank (ADB) Country Director for Indonesia, Jiro Tominaga, mengungkapkan Indonesia diperkirakan akan mempertahankan pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun 2024 dan 2025.
Jiro mengatakan permintaan domestik yang didorong konsumsi sektor swasta yang kuat, belanja infrastruktur publik, serta kenaikan investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi tersebut.
“Di tengah indikator-indikator yang menjanjikan ini, terdapat risiko-risiko terkait yang perlu kita perhatikan. Meskipun kepercayaan dunia usaha meningkat usai pemilu bulan Februari, tekanan terhadap rupiah terus-menerus menimbulkan kekhawatiran,” ujar Jiro dalam ADB Asian Development Outlook 2024 di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis (16/5).
ADVERTISEMENT
Jiro menyebut tekanan rupiah berpotensi memaksa bank sentral untuk mengambil langkah-langkah likuiditas yang lebih ketat sehingga berpotensi menghambat dinamika permintaan domestik.
Selain itu, dari sisi global, permintaan global kemungkinan melemah karena ketegangan geopolitik dan gejolak pasar keuangan. Sehingga mengurangi kontribusi ekspor neto terhadap aktivitas perekonomian.