Defisit APBN Melebar, Capai Rp 368,9 Triliun hingga November 2019

19 Desember 2019 12:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) menghadiri Konferensi Pers APBN Kita di Gedung Juanda Kemenkeu. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) menghadiri Konferensi Pers APBN Kita di Gedung Juanda Kemenkeu. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Keuangan mencatatkan realisasi defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp 368,9 triliun hingga akhir November 2019. Angka itu setara dengan 2,29 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
ADVERTISEMENT
Realisasi defisit ini mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat senilai Rp 279,7 triliun atau 1,89 persen terhadap PDB.
"Memang bakal terjadi pelebaran defisit dari target awal yang sebesar 1,84 persen dari PDB. Juga memang terjadi kenaikan defisit jika dibandingkan tahun lalu," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Gedung Juanda, Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (19/12).
Menurut dia, defisit APBN hingga akhir November 2019 tersebut disebabkan pertumbuhan penerimaan yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan belanja negara. Rendahnya penerimaan negara akibat ekonomi global yang juga melambat.
Secara rinci, hingga November 2019 penerimaan negara tercatat Rp 1.6772,1 triliun atau 77,5 persen dari target APBN 2019 senilai Rp 2.165,1 triliun. Angka ini hanya tumbuh 0,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1.662,9 triliun.
ADVERTISEMENT
Sedangkan realisasi belanja negara mencapai Rp 2.046 triliun atau 83,1 persen dari target APBN 2019 sebesar Rp 2.461,1 triliun. Angka ini tumbuh 5,3 persen dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1.942,6 triliun.
"Meski demikian, jika dilihat di tengah adanya tekanan ekonomi global, kita tetap bisa bertahan dengan tetap terjadinya pertumbuhan pendapatan," ujarnya.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani (tengah) mengikuti rapat kerja membahas RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2020 di ruang Badan Anggaran DPR RI, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Sedangkan keseimbangan primer hingga akhir November 2019 tercatat defisit Rp 101,3 triliun. Angka ini lebih tinggi dari realisasi periode sama di tahun lalu yang defisit Rp 28,6 triliun.
Sementara realisasi pembiayaan anggaran hingga November 2019 tercatat Rp 421 triliun atau mencapai 142,2 persen dari pagu APBN 2019 senilai Rp 296 triliun. Pembiayaan ini lebih tinggi 21 persen dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 347,9 triliun.
ADVERTISEMENT
Namun Sri Mulyani optimistis ada potensi penurunan defisit APBN hingga akhir tahun, lantaran dalam dua minggu pertama di Desember terjadi perbaikan penerimaan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Menurutnya, defisit diperkirakan 2,1 persen hingga akhir 2019.
"Jadi defisit anggaran akan menurun dari 2,29 persen, kemungkinan ke 2,1 persen, sehingga tidak jadi ke mendekati angka 3 persen tapi mendekati angka 2 persen,” tutupnya.