Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9
Demi Hindari Tarif Trump, Vietnam Perketat Ekspor Produk China ke AS
12 April 2025 18:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Reuters, dua sikap Vietnam ini sebagai tawaran negosiasi kepada Presiden AS Donald Trump yang memberikan saksi 46 persen kepada Hanoi.
Sejumlah pejabat tinggi AS, termasuk penasihat perdagangan Gedung Putih, Peter Navarro, terus menyuarakan kekhawatiran atas praktik pengiriman barang China ke Amerika dengan label 'Made in Vietnam' demi memperoleh tarif yang lebih rendah.
Selama beberapa pekan terakhir, Vietnam telah menawarkan berbagai insentif guna membujuk pemerintahan Presiden AS Donald Trump agar bersikap lunak terhadap surplus perdagangannya yang besar dengan AS.
Namun, bukannya mendapat kelonggaran, Vietnam justru dikenai tarif sebesar 46 persen sebagai bagian dari kebijakan 'Liberation Day' Trump.
Meski tarif itu kini ditunda terlebih dahulu selama 90 hari, kedua negara sepakat memulai perundingan setelah seorang wakil perdana menteri Vietnam telah bertemu dengan Perwakilan Dagang AS pada Rabu (9/4).
ADVERTISEMENT
Minta Nego Tarif 22 Persen
Sebagai negara yang sangat bergantung pada ekspor, Vietnam berharap agar bea masuk tersebut bisa diturunkan ke kisaran 22 persen hingga 28 persen, atau bahkan lebih rendah, menurut tiga sumber yang mengetahui perundingan tersebut.
Salah satu dari mereka menyebutkan bahwa pejabat AS telah memberikan sinyal bahwa kisaran tarif tersebut memungkinkan dalam pertemuan bilateral pada bulan Maret.
Dalam pengumumannya pada Kamis (10/4), pemerintah Vietnam menyatakan akan menindak tegas 'penipuan perdagangan' meski tidak merinci lebih lanjut.
Sejak masa jabatan pertama Trump, banyak perusahaan multinasional telah menerapkan strategi 'China plus one', yakni dengan membuka pabrik di Vietnam guna mengurangi ketergantungan terhadap China.
Dalam Posisi Rumit
Namun posisi Vietnam sangat rumit. Di satu sisi, Vietnam ingin mempertahankan hubungan dagang dengan AS yang merupakan mitra ekspor terbesar sekaligus sekutu keamanan.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Hanoi juga tak ingin memicu ketegangan dengan China, yang merupakan sumber utama investasi dan negara tetangga dengan sengketa wilayah di Laut China Selatan.
Kantor Pemerintahan Vietnam telah menggelar rapat darurat dengan para ahli perdagangan pada 3 April 2025, hanya beberapa jam setelah Trump mengumumkan kebijakan tarif tersebut.
Tujuan pertemuan ini adalah membahas kekhawatiran Washington terhadap dugaan pelanggaran kekayaan intelektual dan penyalahgunaan jalur transit barang, menurut seorang sumber yang mengetahui isi rapat.
Dalam rapat tersebut, pejabat kementerian perdagangan dan bea cukai diperintahkan untuk memperketat pengawasan dan diberi waktu dua minggu untuk menyusun rencana pemberantasan praktik pengalihan barang ilegal.
Tenggat waktu ini bisa diperpanjang hingga akhir April. Namun, Hanoi juga disebut berhati-hati agar tidak memicu kemarahan China.
ADVERTISEMENT
Banyak ekspor Vietnam ke AS mengandung komponen asal China, dan beberapa perusahaan China membuka pabrik di Vietnam untuk melayani pasar Amerika.
AS menuding praktik transhipment, yakni barang China diekspor lewat Vietnam tanpa nilai tambah signifikan, demi menghindari tarif.
Vietnam telah menawarkan langkah penindakan, tetapi belum jelas apakah cukup untuk meredakan kekhawatiran Washington.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China menilai perdagangan antara Beijing dan Hanoi bersifat saling menguntungkan, dan menyatakan keyakinan bahwa Vietnam akan mengambil keputusan sesuai kepentingan jangka panjangnya.
“Kami percaya Vietnam akan mengambil keputusan yang sejalan dengan kepentingan jangka panjangnya sendiri dan situasi kerja sama saling menguntungkan antara China dan Vietnam.”
Vietnam Perketat Ekspor Barang Sensitif
Vietnam mulai mengetatkan pengawasan terhadap ekspor barang sensitif, termasuk produk dual-use seperti semikonduktor, guna merespons kekhawatiran mitra dagangnya.
ADVERTISEMENT
Langkah ini bagian dari upaya meredakan ketegangan dengan AS, yang menyoroti risiko alih teknologi ke negara ketiga tanpa persetujuan. Vietnam juga telah berdiskusi dengan AS terkait kontrol ekspor barang strategis tersebut.
Sebagai gestur ke Washington, Vietnam menyetujui layanan satelit Starlink milik Elon Musk. Namun, di saat bersamaan, Vietnam menjaga relasi dengan China.
Kunjungan Presiden Xi Jinping pekan depan diperkirakan bertepatan dengan persetujuan pesawat COMAC buatan China oleh regulator Vietnam, yang bisa membuka jalan bagi pembelian jet China oleh maskapai lokal.