Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Demi Makan Bergizi Gratis, RI Bakal Impor 1,3 Juta Ekor Sapi
11 September 2024 19:37 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sudaryono menjelaskan, selama ini Indonesia masih menghadapi kekurangan pasokan susu dan daging karena jumlah sapi induk yang belum mencukupi. Untuk itu, pemerintah membuka kesempatan lebar bagi pihak swasta, koperasi, dan masyarakat untuk mendatangkan sapi hidup.
"Ada 36-40 badan hukum, baik koperasi maupun perusahaan, yang akan komitmen datangkan total 1,3 juta ekor sapi hidup,” kaya Sudaryono di Istana Negara,” Rabu (11/9).
Ia menekankan pentingnya kemandirian pangan, terutama dalam sektor daging, telur, dan susu. Alih-alih terus mengimpor susu dan produk alternatif lainnya.
“Jadi substitusi, bukan dipaksakan impor susu bubuk dan lain-lain. Kita tidak arahkan ke sana, kita lebih ke momen makan bergizi gratis ini pemerintah bisa trigger kemandirian pangan, bukan hanya beras, tapi telur ayam daging dan susu yang kita harus raih,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, mengatakan impor sapi itu juga untuk memenuhi kebutuhan sapi perah di dalam negeri.
“Jumlah sapi yang diimpor sekitar 1 juta untuk lima tahun. Ini untuk mencapai swasembada di tahun 2029,” kata Agung kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jumat (6/9).
Agung berharap impor ini tidak hanya membantu mencukupi kebutuhan daging dan susu, tetapi juga mendorong pembangunan peternakan nasional.
Agung memproyeksi Indonesia sudah mencapai swasembada sapi perah pada 2029. “Kita upayakan bahwa 1 juta selama 5 tahun itu, di 2029 kita bisa mencapai swasembada,” ungkap Agung.
Agung menyebut Australia masih menjadi negara pemasok utama sapi perah untuk Indonesia. Namun, dalam waktu dekat, pemerintah berencana memperluas impor ke negara-negara lain seperti Brasil.
ADVERTISEMENT
Agung menilai Brasil menjadi salah satu alternatif kuat untuk mendukung program ini, karena mampu memenuhi kebutuhan sapi dalam jumlah besar. Langkah diversifikasi ini juga diharapkan dapat memberikan pilihan yang lebih kompetitif bagi Indonesia dalam mengimpor sapi perah.