Denmark Minati Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Angin RI

2 Mei 2017 10:34 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (Foto: Pixabay)
Kementerian ESDM hari ini menggelar Forum Bisnis Indonesia – Denmark untuk Energi. Forum ini bertujuan untuk memfasilitasi hubungan kerja sama B-to-B antara Indonesia dan Denmark, meningkatkan investasi langsung, serta mendorong kerja sama bisnis kedua negara dalam bentuk proyek bersama, pembentukan Joint Venture Company, pembiayaan dan asuransi proyek sektor energi.
ADVERTISEMENT
Menteri Kerja Sama dan Pembangunan Denmark Ulla Tornaes mengatakan, selama dua tahun terakhir pihaknya telah mempelajari potensi kerja sama bisnis energi terbarukan, terutama Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (angin) atau PLTB. Hal ini merupakan tindak lanjut penandatanganan MoU tentang Kerja Sama bidang Energi Bersih/Terbarukan dan Konservasi Energi pada 22 Oktober 2015 oleh Menteri ESDM dan Menteri Energi, Bangunan dan Iklim Kerajaan Denmark.
"Sekitar 40 tahun lalu Denmark masih bergantung 100 persen kepada minyak dari Timur Tengah. Sehingga mulai 1970 kami mulai memacu transisi untuk energi terbarukan. Regulasi yang kondusif menjadi poin penting dalam transisi ini," kata Ulla dalam sambutannya di Graha Sarulla, Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (2/5).
Indonesia Denmark Business Forum on Energy. (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Indonesia Denmark Business Forum on Energy. (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
Di tempat yang sama, Menteri ESDM Ignasius Jonan menyebutkan, potensi PLTB di Indonesia memang tinggi, namun Indonesia adalah negara kepulauan, yang tidak semua wilayah memiliki energi angin.
ADVERTISEMENT
"Kita punya paling tidak 500 kota/kabupaten di Indonesia, tapi tidak semua butuh PLTB, jadi (Denmark) bisa memilih wilayah di mana bisnis ini sesuai," jelas Jonan.
Adapun tahun lalu Denmark dan RI telah meneken perjanjian pembangunan PLTB berkapasitas 75 MW di Sulawesi Selatan. Ini merupakan proyek PLTB pertama yang menggunakan sistem energi hijau. Denmark juga tengah membidik sejumlah daerah potensial lainnya di Indonesia untuk pengembangan PLTB.
Dalam Forum bisnis ini juga dilakukan peluncuran "Peta Potensi Energi Angin Indonesia" dan Buku “Integration of Wind Energy in Power Systems” oleh Jonan dan Ulla.
Indonesia Denmark Business Forum on Energy. (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Indonesia Denmark Business Forum on Energy. (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
Jonan menjelaskan, Peta Potensi Energi Angin Indonesia ini memberikan informasi mengenai potensi energi angin yang dimiliki Indonesia yang terbuka untuk publik dan diharapkan dapat membantu pemerintah dan pelaku usaha dalam menentukan wilayah yang memiliki potensi untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Buku “Integration of Wind Energy in Power Systems” dapat dijadikan panduan bagi para pengambil kebijakan dan pelaksana dalam mengintegrasikan energi listrik yang di produksi PLT Bayu ke dalam sistem jaringan listrik PT PLN yang didasari oleh pengalaman Denmark.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, daftar perusahaan-perusahaan Denmark yang hadir dan tertarik untuk berinvestasi di Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Siemens Wind Power
b. Burmeister & Wain Scandinavian Contractor (BWSC)
c. Vestas Wind System
d. Dong Energy
e. Welltec
f. Babcock & Wilcox Volund