Deretan Emiten Prajogo Pangestu, BREN Diprediksi Jadi Saham Paling Cuan

19 Januari 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses BREN melantai di Bursa Efek Indonesia pada Senin (9/10). Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Proses BREN melantai di Bursa Efek Indonesia pada Senin (9/10). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
Sederet emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu mencatatkan kinerja positif di tahun 2023. Pergerakan saham yang melonjak terlihat dari emiten PT Barito Renewable Energy Tbk (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).
ADVERTISEMENT
BREN masih menduduki kapitalisasi pasar (market cap) terbesar ketiga setelah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk hingga Kamis (18/1) senilai Rp 756 triliun.
Dari beberapa emiten Prajogo tersebut, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai saham BREN menarik untuk dikoleksi investor. Sebab, emiten yang bergerak di industri di sektor energi panas bumi memiliki prospek yang cerah.
“BREN dari pilihan emiten Prajogo Pangestu kemungkinan paling besar dari daftar emiten tersebut yang dimiliki. Dia atau afiliasi dengan dia akan masuk indeks utama, karena prospek industri yang cerah serta fundamental yang kuat,” ujar Arjun kepada kumparan, Jumat (19/1).
Menurut Arjun, kinerja Barito Renewables Energy saat ini mendorong harga saham semakin tinggi. Harga saham BREN menguat 13,83 persen selama sepekan terakhir berdasarkan data RTI.
ADVERTISEMENT
“BREN ada potensi masuk indeks karena mereka emiten dengan fundamental yang kuat, emiten yang sangat likuid dan perusahaan mapan serta prospek bisnis atau industri yang cukup kondusif di masa depan,” katanya.
“Jadi menurut saya mereka pasti calon untuk memasuki indeks utama seperti IDX80, LQ45 atau (Indeks Kompas100),” sambung Arjun.
Presiden Komisaris PT Barito Pacific Prajogo Pangestu. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Sementara saham CUAN dan TPIA sering masuk dalam daftar peningkatan harga di luar kebiasaan (unusual market activity) atau UMA oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Dua saham tersebut sering naik karena terafiliasi Barito Pacific yang dimiliki Prajogo.
“Kemungkinan lebih rendah emiten tersebut akan memasuki indeks utama mereka bisa masuk indeks utama seperti LQ45 dan lain-lain,” tutur Arjun.
Arjun memastikan tidak semua emiten milik Prajogo mempunyai prospek yang bagus atau menarik untuk masa depan. Saham Prajogo yang menarik tergantung industri serta prospek bisnis masing-masing.
ADVERTISEMENT
Berbeda halnya menurut Head of Research BCA Sekuritas, Andre Benas. Ia menilai banyak investor yang memborong saham Prajogo karena merasa tertinggal (fear of missing out) atau FOMO.
“Jujur tidak ada sentimen saham-saham Prajogo. Ini saham trading, tidak perlu sentimen,” imbuh Andre.
Andre juga tidak merekomendasikan buy saham untuk emiten Prajogo dalam jangka menengah dan panjang. Selain itu, valuasi saham-saham Prajogo saat ini sudah mahal.