Deretan Janji Anies, Ganjar, dan Prabowo di Bidang Ekonomi: Realistis?

29 Oktober 2023 13:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres 2024: Anies, Ganjar, dan Prabowo. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Capres 2024: Anies, Ganjar, dan Prabowo. Foto: kumparan
Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming menargetkan sejumlah capaian di bidang ekonomi. Mulai dari pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan, rasio energi baru terbarukan (EBT), hingga dana riset dan inovasi.
Target-target yang berupa janji manis itu dapat dilihat dalam dokumen visi-misi yang sudah diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Publik dapat mengakses dokumen tersebut di sini.
Berdasarkan catatan kumparan, setidaknya ada 13 parameter dalam bidang ekonomi yang bisa dikomparasi. Berikut adalah rangkuman target para capres-cawapres beserta kondisi perekonomian di bawah Presiden Jokowi.

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2023 ada di angka 5,17 persen. Nah, Anies menargetkan pertumbuhan ekonomi di angka 5,5%-6,5%, Ganjar-Mahfud 7%, dan Prabowo-Gibran 7%-7%.
Menurut Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies), Bhima Yudhistira, struktur ekonomi Indonesia saat ini tengah rapuh. Oleh sebab itu, ia pesimistis dengan capres-cawapres yang menaruh angka besar.
"Anies lebih realistis soal target pertumbuhan ekonomi dibanding Ganjar dan Prabowo. Terkait target pertumbuhan ekonomi di atas 5,5% masih sangat normatif dan ambisius ya. Konteks ekonomi global saja diperkirakan masih melambat dalam 5 tahun kedepan, terutama karena berlanjutnya konflik geopolitik, fluktuasi harga komoditas, hingga terjadi fenomena deglobalisasi," kata dia saat dihubungu kumparan, Sabtu (28/10).

Pertumbuhan Ekonomi Manufaktur

Industri manufaktur adalah sektor yang memproduksi barang fisik melalui pengolahan bahan mentah ke produk jadi. Saat ini angka pertumbuhan ekonomi manufaktur ada di angka 4,67%.
Dari tiga pasangan capres-cawapres, hanya Ganjar-Mahfud yang menargetkan pertumbuhan ekonomi manufaktur. Mereka menyebut bakal menaikkannya menjadi 7,5%-8%.

Tingkat Kemiskinan dan Kemiskinan Ekstrem

Anies-Imin menargetkan tingkat kemiskinan 4%-5%. Sementara Ganjar-Mahfud 2,5%. Adapun Prabowo-Gibran menargetkan kemiskinan di bawah 6%.
Di bawah ini adalah tingkat kemiskinan di era Jokowi, yaitu 9,36%. Dalam kurun waktu 9 tahun, Jokowi bisa menurunkan kemiskinan hingga 1,86%.
Sementara itu, semua capres-cawapres sepakat menurunkan angka kemiskinan ekstrem menjai 0%. Saat ini, angka kemiskinan ekstrem ada di angka 1,74%.

Penciptaan Lapangan Kerja

Anies-Imin menargetkan lebih dari 15 juta lapangan kerja. Sementara Ganjar-Mahfud 17 juta. Di era Jokowi 2014-2019, lapangan kerja yang dibuka mencapai 13 juta.

Tingkat Inflasi

Cuma Anies-Imin yang menaruh target inflasi di angka 2,0%-3,0%. Saat ini angka inflasi ada di angka 2,28%.

Tingkat Pengangguran Terbuka

Anies-Imin menargetkan tingkat pengangguran terbuka mencapai 3,5%-4%. Saat ini angkanya ada di 5,45%. Adapun capres-cawapres lain tidak menaruh target dalam hal ini.

Rasio Utang Pemerintah terhadap PDB

Baik Ganjar-Mahfud maupun Prabowo-Gibran tak menjanjikan apa-apa soal rasio utang pemerintah tergadap PDB. Sementara Anies-Imin menargetkan utang ada di bawah 30%.
Menurut UU No.1/2003 tentang Keuangan Negara, rasio utang Pemerintah adalah maksimal 60% dari PDB. Saat ini rasio utang ada di angka 37,93%.

Tax Ratio

Anies-Imin menjanjikan tax ratio mencapai 13%-16,0% dari PDB. Saat ini, tax ratio ada di angka 10,4%. Sementara itu, Ganjar-Mahfud tak menyinggung soal hal tersebut.
Nah, Prabowo-Gibran justru menjanjikan penerimaan negara mencapai 24 persen. Angka tersebut merupakan gabungan dari tax ratio dan PNBP (Penerimaan negara bukan pajak).
Ilustrasi membayar pajak. Foto: Shutter Stock

Energi Baru Terbarukan

Anies-Imin menargetkan EBT mencapai 22%-25% dari total pembangkit listrik PLN. Sementara target EBT Ganjar-Mahfud mencapai 25%-30%. Adapun Prabowo-Gibran tak menyebut target sama sekali.
EBT merupakan energi yang berasal dari alam dan dapat terus diproduksi tanpa menunggu jutaan tahun seperti energi fosil. Contoh EBT adalah energi surya, energi angin, energi air, energi biomassa, hingga energi panas bumi.
Operator beraktivitas di area generator Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, Selasa (26/9/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Pembangunan Hunian dan Backlog Kepemilikan Rumah

Ganjar-Mahfud menjanjikan adanya 10 juta hunian. Sementara Prabowo-Gibran menargetkan 40 rumah per desa/kelurahan per tahun. Prabowo-Gibran menyebut akan ada 3 juta rumah di tahun keduanya jika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden. Adapun Anies-Imin tak menjanjikan apa-apa di sini.
Berdasarkan catatan kumparan, Presiden Joko Widodo sudah membangun 8,4 juta hunian. Namun angka tersebut merupakan angka akumulasi sejak ia menjadi presiden pada 2014 lalu.
Ilustrasi membangun rumah. Foto: Shutterstock
Sementara itu, Anies-Imin menjanjikan backlog kepemilikan rumah turun menjadi 8 juta unit. Backlog merupakan kesenjangan antara kebutuhan dan pasokan rumah. Saat ini backlog kepemilikan rumah ada di angka 12,71 juta.

Peningkatan anggaran riset/inovasi

Anies-Imin jadi satu-satunya kandidat yang tidak menawarkan peningkatan anggaran riset. Adapun Ganjar-Mahfud menjanjikan anggaran riset di angka 1%, sedangkan Prabowo-Gibran menargetkan 1,5%-2%.
Berdasarkan data R&D World, anggaran riset di Indonesia ada di angka 0,24% pada 2022. Itu merupakan anggaran riset terendah di dunia.