Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Sepak bola bukan semata-mata olahraga atau permainan saja. Perkembangan sepak bola telah menjadi industri hingga mata pencaharian yang menjanjikan.
ADVERTISEMENT
Tak heran, Statista merilis sebuah laporan mengenai pendapatan utama industri sepak bola di Eropa pada musim 2018/2019. Tim-tim elit dunia mendapat pemasukan utama melalui tiket pertandingan, hak siar dan iklan. Belum termasuk merchandise kit dan lain sebagainya.
Sebagai gambaran, Juventus mengantongi pendapatan Rp 456,7 juta euro atau sekitar Rp 7,78 triliun (kurs Rp 17.045 per euro) dalam satu musim atau setahun. Itu baru dari tiga sumber utama saja. Alias belum dari pendapatan lain seperti merchandise serta lini bisnis lainnya.
Tentu saja ini merupakan cerminan ideal bagi industri sepak bola Tanah Air. Meski belum terlihat cemerlang secara prestasi, setidaknya harapan industri sepak bola mulai menemukan secercah peluang bisnis.
Klub sepak bola lokal mulai berbenah mengelola tim secara lebih profesional. Apalagi akhir-akhir ini konglomerat Tanah Air ramai-ramai membeli kesebelasan dari berbagai daerah. Beberapa nama-nama besar seperti Erick Thohir, Pieter Tanuri hingga Raffi Ahmad akhirnya mulai mengambil alih kepemilikan tim-tim sepak bola dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Berikut kumparan merangkum deretan konglomerat yang kini memiliki kesebelasan lokal:
Erick Thohir-Kaesang Pemilik Persis
Mantan pemilik Inter Milan, Erick Thohir akhirnya membeli saham Persatuan Sepak Bola Indonesia Surakarta (Persis Surakarta) atau biasa disebut Persis Solo. Erick tidak sendiri, ada anak Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep dan Bos Perusahaan Tekstil PT Plevia Makmur Abadi, Kevin Nugroho.
Erick yang sekaligus Menteri BUMN memiliki saham minoritas atau 20 persen, lalu Kaesang 40 persen, dan Kevin 30 persen. Sementara 10 persen untuk saham internal 25 tim. Tim dengan julukan ‘Laskar Samber Nyawa’ ini memiliki stadion standar internasional dengan kapasitas 20.003 penonton. Saat ini Persis Solo bermain di Liga 2. Namun, Pasoepati atau panggilan suporter fanatik Persis dikenal sangat loyal mendukung tim kebanggaan mereka.
Raffi Ahmad Beli Cilegon United
Artis Konglomerat Raffi Ahmad akhirnya terjun ke Industri Sepak Bola. Ia bersama dua orang lain, yaitu Rudy Salim yang merupakan Direktur Renault Indonesia, dan Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, Donny Oskaria sepakat untuk mengakuisisi Cilegon United (CU).
ADVERTISEMENT
Raffi sendiri telah mengusulkan niatnya untuk membangun stadion dan sekolah sepak bola. Hingga kini, Pemerintah Kota Cilegon masih menunggu laporan resmi dari Raffi. Pada prinsipnya Pemkot Cilegon siap untuk menyerahkan klub kebanggaan Kota Baja tersebut jika kesepakatan berjalan lancar dan sesuai aturan yang berlaku.
Cilegon United memang masih seumur jagung. Tim 'Geger Warrior' itu baru berusia 9 tahun. Mereka didirikan pada 2012. Sesuai namanya, Cilegon United merupakan tim yang berbasis di Kota Cilegon, Provinsi Banten. Mereka bermarkas di venue bernama Stadion Krakatau Steel dengan kapasitas 20.000 penonton.
Yusuf Mansur Beli Persika Karawang
Ustaz sekaligus pengusaha, Yusuf Mansur telah meramaikan dahulu pembelian tim sepak bola lokal. Ia membeli Persika Karawang pada tahun 2018 silam. Mantan pelatih timnas U-19 yang berhasil menjadi juara piala AFF 2019, Indra Sjafri dipercaya menjadi jajaran manajemen PT Persika Singaperbangsa yang mengelola Persika Karawang.
ADVERTISEMENT
Tim dengan julukan ‘Laskar Jawara’ ini memiliki stadion Singaperbangsa Karawang dengan kapasitas 20.000 penonton. Namun, saat ini Persika berada di liga 3. Persika didirikan oleh Pemkab Karawang pada tahun 1951.
Tanuri Bersaudara dengan Bali United
Bali United merupakan pionir tim lokal yang berani melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2019 silam dengan kode emiten BOLA. Adik kakak bersaudara, Pieter Tanuri dan Yabes Tanuri merupakan pebisnis sukses yang kini memiliki saham Bali United.
Secara rinci, Pieter Tanuri memiliki saham ‘Serdadu Tridatu’ sebesar 21,8 persen melalui PT Multistrada Arah Sarana Tbk. Sementara Yabes Tanuri menjabat sebagai CEO PT Bali Bintang Sejahtera Tbk yang sebagai pengelola Bali United.
Kesebelasan yang bermarkas Stadion Kapten I Wayan Dipta ini memiliki kapasitas 25.000 penonton. Manajemen menargetkan Bali United akan bersaing di kancah nasional.
Jawa Pos Genggam Persebaya
CEO Jawa Pos Azrul Ananda mempunyai 70 persen saham Perserikatan Sepak Bola Surabaya (Persebaya). Azrul Ananda merupakan anak dari Dahlan Iskan, mantan Menteri BUMN era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
ADVERTISEMENT
PT Persebaya Indonesia yang merupakan pengelola Persebaya memiliki suporter yang fanatik. Bajul Ijo bersemayam di stadion bertaraf internasional Gelora Bung Tomo dengan kapasitas 46.806 penonton.
Persebaya pernah mengubah namanya menjadi Persebaya 1927 akibat dari konflik dualisme Persebaya yang terjadi pada tahun 2010 hingga 2017 yang membuat Persebaya dibekukan keanggotaannya sebagai anggota PSSI.
Setelah persoalan dualisme Persebaya selesai, status keanggotaan Persebaya dipulihkan kembali ketika kongres tahunan PSSI pada tanggal 8 Januari 2017 di Bandung.
Glenn Timothy Sugita Pemilik Persib Bandung
Persib Bandung menjadi klub kaya setelah Glenn Timothy Sugita membeli Persib pada tahun 2009. Saat ini menjabat Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) yang menaungi Persib.
Beberapa pemain kelas dunia pernah membela Bobotoh Bandung ini seperti Michael Essien dan Carlton Cole. Sebelum jadi Direktur PT PBB, nama Glenn Sugita sama sekali tak pernah terdengar di kalangan suporter.
ADVERTISEMENT
Namanya lebih akrab di kalangan pebisnis. Glenn adalah pengusaha kelas kakap. Ia pendiri perusahaan investasi multinasional Northstar Group yang berbasis di Singapura.
Glen memiliki 42 persen saham PT PBB. Persib sendiri bermarkas di Stadion Gelora Bandung Lautan Api dengan kapasitas 38.000, kadang juga di bermain di Stadion Jalak Harupat dengan kapasitas 27.000 penonton.
Arifin Panigoro dan Agoes Projosasmito Kuasai PSS Sleman
ADVERTISEMENT
Kesebelasan kebanggaan warga Sleman kini mayoritas atau sebesar 70 persen saham dipegang oleh PT Palladium Pratama Cemerlang (PPC). Diketahui bahwa PT PPC merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Ithaca Resources yang memiliki lokasi kantor yang sama.
Adapun pendiri PT Ithaca Resources adalah Agoes Projosasmito. Agoes juga menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Arifin Panigoro merupakan salah satu pemain utama dari pengelolaan PSS Sleman.
ADVERTISEMENT
Arifin Panigoro adalah pengusaha tambang nasional, Medco Energy. Adapun Medco Energy memiliki 50 persen saham PT Amman Mineral Nusa Tenggara.
PSS Sleman sendiri memiliki suporter yang fanatik. Suporter PSS Sleman, Brigata Curva Sud (BCS) julukan suporter PSS Sleman dinobatkan sebagai fans terbaik di kawasan Asia versi Copa90. BSC berada di urutan teratas.
Super Elang Jawa memiliki markas di Stadion bertaraf internasional Maguwoharjo dengan kapasitas 35.000 penonton.