Deretan Konglomerat yang Makin Kaya Gara-gara Harga Sawit Cetak Rekor

6 Oktober 2021 17:23 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sandiaga Uno. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Harga minyak sawit mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, per hari ini sudah tembus 4.862 RM (Ringgit Malaysia) per ton. Dikutip dari Trading Economics, sejak awal Oktober harga minyak sawit sudah di atas RM 4.700 per ton. Rekor sebelumnya adalah RM 4.000 per ton pada 2008 alias 13 tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Hal ini tentu sangat menguntungkan para konglomerat yang memiliki usaha di bidang perkebunan kelapa sawit. Melesatnya harga minyak sawit berbanding lurus dengan kekayaan mereka.
Berdasarkan penelusuran kumparan dari data RTI dan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut daftar beberapa konglomerat yang makin kaya berkat kenaikan harga sawit:

Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya (PT Provident Agro Tbk)

PT Provident Agro Tbk (PALM) mencetak laba bersih sebesar Rp 761,76 miliar pada Semester I 2020, meningkat 58 persen dari periode yang sama pada 2020. Kinerja keuangan yang makin positif ini tak lepas dari lonjakan harga sawit.
Berdasarkan data RTI, harga saham PALM hari ini ditutup di Rp 510. Saham PALM mengalami kenaikan signifikan dalam setahun terakhir. Pada Oktober 2020 lalu, harga saham PALM masih di kisaran Rp 250, lalu melonjak ke kisaran Rp 500 sejak Juli 2021.
Edwin Soeryadjaya (kiri) dan Mari Pangestu Foto: Beawiharta/REUTERS
Pemegang saham pengendali PALM adalah PT Saratoga Sentra Business yang memiliki 44,875 persen saham. Saratoga adalah perusahaan yang dimiliki oleh Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya.
ADVERTISEMENT

Theodore Permadi Rachmat (PT Dharma Satya Nusantara Tbk)

Harga saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) pada hari ini menguat hingga 35 poin (5,88 persen) ke Rp 630. Dalam setahun terakhir, harga saham DSNG fluktuatif. Tapi dibanding Oktober tahun lalu ketika harga saham DSNG masih di kisaran Rp 400, level saat ini jauh lebih tinggi.
Per Semester I 2021, DSNG meraup laba bersih Rp 213 miliar atau naik 19 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan laba didorong oleh kenaikan rata-rata harga crude palm oil (CPO).
Theodore Permadi Rachmat saat ditemui di Jakarta, Rabu (12/9/2018). Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Pemegang saham terbesar DSNG adalah Triputra Investindo Arya, yang terafiliasi dengan Triputra Group, perusahaan yang didirikan oleh konglomerat Theodore Permadi Rachmat atau TP Rachmat.
ADVERTISEMENT

Keluarga Salim (PT PP London Sumatra Indonesia Tbk dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk)

Salim Group turut menikmati berkah dari lonjakan harga sawit. PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) adalah 2 perusahaan yang terafiliasi dengan Salim Group.
Berdasarkan data RTI, 58,48 persen saham LSIP dimiliki oleh SIMP. Sedangkan pemegang saham pengendali SIMP adalah Indofood Agri Resources (72 persen). Salah satu anggota keluarga Salim, yakni Axton Salim, duduk sebagai Komisaris SIMP dan LSIP.
Laba periode berjalan LSIP pada Semester I 2021 meroket 445 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi Rp 501,21 miliar. Sedangkan SIMP pada Semester I 2021 mencetak laba bersih Rp 219 miliar, berbanding terbalik dengan Semester I 2020 yang rugi Rp 300,81 miliar.
ADVERTISEMENT
Axton Salim, bos Indofood. Foto: Instagram axtonsalim
Harga saham LSIP hari ini ditutup di Rp 1.480 atau melonjak 8,03 persen dibanding kemarin. Pada Oktober 2020, harga saham LSIP masih di bawah Rp 1.000. Sedangkan harga saham SIMP ditutup menguat 16 poin (3,32 persen) ke Rp 498. Pada Oktober 2020, harga saham SIMP pasih di bawah Rp 300.

Keluarga Widjaja (PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk)

PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk (SMAR) yang terafiliasi dengan Sinar Mas Group meraup laba bersih Rp 250 miliar pada kuartal I 2021, kontras dengan perolehan pada kuartal I 2020 yang rugi Rp 1,4 triliun.
Harga saham SMAR per hari ini Rp 4.360, jauh dibanding pada Oktober 2020 yang masih di kisaran Rp 3.000.
Wakil Ketua KADIN Franky O Widjaja di Jakarta, Selasa (5/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Dua anak Eka Tjipta Widjaja, yakni Franky Oesman Widjaja dan Muktar Widjaja, duduk sebagai Komisaris Utama dan Wakil Komisaris Utama di perusahaan ini.
ADVERTISEMENT

Keluarga Sampoerna (PT Sampoerna Agro Tbk)

Laba bersih PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) pada kuartal I 2021 melesat hampir 100 kali lipat menjadi Rp 209 miliar. Sebagai pembanding, pada kuartal I 2020 laba bersih SGRO sebesar Rp 2,1 miliar.
Harga sahamnya hari ini meningkat 35 poin (1,82 persen) ke Rp 1.955. Pada Oktober 2020 lalu, harga saham SGRO masih di kisaran Rp 1.500.
Salah satu anggota keluarga Sampoerna, yakni Michael Sampoerna, adalah Komisaris Utama SGRO. Pemegang saham pengendali SGRO adalah Sampoerna Agri Resources Ltd (67 persen).

Astra Group (PT Astra Agro Lestari Tbk)

Emiten perkebunan milik Astra Group, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), memperoleh laba bersih Rp 649,34 miliar pada Semester I 2021. Capaian ini sudah hampir menyamai laba bersih sepanjang 2020 yang sebesar Rp 833,1 miliar.
ADVERTISEMENT
Di pasar modal, harga saham AALI hari ini ditutup naik 250 poin (2,53 persen) ke Rp 10.150.
Pemegang saham pengendali AALI adalah PT Astra International Tbk (ASII) yang didirikan oleh William Soeryadjaya.

Keluarga Bakrie (PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk)

PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP), emiten perkebunan sawit milik Grup Bakrie membukukan rugi bersih sebesar Rp 238,24 miliar pada Semester I 2021. Meski rugi, namun kinerja keuangan UNSP mengalami perbaikan dibanding Semester I 2020 yang merugi Rp 386,5 miliar.
Anindya Bakrie Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Dikutip dari data RTI, harga saham UNSP hari ini menguat 4 poin (3,28 persen) ke Rp 126. Pada Oktober 2020, harga sahamnya masih di kisaran Rp 90, bahkan sempat terjun ke kisaran Rp 70 pada Desember 2020.
ADVERTISEMENT
Dua anggota keluarga Bakrie ada di Dewan Komisaris dan Dewan Direksi UNSP, yakni Anindya Bakrie sebagai komisaris dan Adhika Andrayudha Bakrie sebagai direktur. Pemegang saham pengendali perusahaan ini adalah PT Bakrie Capital Indonesia (1,07 persen).