Derita Pekerja China Terdampak Corona: Di-PHK dan Utang Tak Terbayar

31 Maret 2020 4:49 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Staf medis di Rumah Sakit Jinyintan, tempat pasien virus corona di Wuhan, China Foto: REUTERS/Stringer
zoom-in-whitePerbesar
Staf medis di Rumah Sakit Jinyintan, tempat pasien virus corona di Wuhan, China Foto: REUTERS/Stringer
ADVERTISEMENT
Zhang Chunzi, nama pria berusia 23 tahun itu. Sedang semangat-semangatnya bekerja, ketika virus corona melanda negaranya, China.
ADVERTISEMENT
Bagi anak muda seperti Zhang, bekerja keras menjadi keseharian, untuk menggapai kehidupan sejahtera seperti yang didambakan setiap orang. Layaknya kebanyakan orang, Zhang juga berutang ke bank.
Jumlah utang yang dalam bayangannya tak akan sulit dicicil, dengan gaji yang setiap bulan diperoleh dari tempatnya bekerja.
Tapi semua bayangan itu buyar, ketika virus corona COVID-19 menyerang negaranya, China. Bermula dari Kota Wuhan di Provinsi Hubei, virus corona merebak ke berbagai wilayah. Termasuk Hangzhou, ibu kota Provinsi Zehjiang di wilayah timur China, tempat Zhang tinggal dan bekerja.
Tak hanya merusak kesehatan warga, virus corona juga memorak-porandakan perekonomian. Termasuk pabrik garment tempat Zhang mencari nafkah. Dia pun di-PHK. Padahal ada utang bank 12.000 yuan atau sekitar Rp 28 juta yang harus dia cicil.
ADVERTISEMENT
“Saya sudah menunggak cicilan kredit. Dan enggak mungkin utang itu bisa saya lunasi,” keluh Zhang seperti dilansir The South China Morning Post.
Pekerja memotong kain untuk baju hazmat di pabrik garmen Zhejiang Ugly Duck Industry, di Wenzhou, China. Foto: AFP/NOEL CELIS
Apa yang dialami Zhang, pastinya bukan penderitaan dia seorang diri. Eksekutif perbankan China mengungkapkan, tunggakan cicilan kartu kredit yang masuk jenis kredit konsumtif di negara itu, meningkat setengahnya (50 persen) pada Februari lalu.
Meski kini mulai pulih, namun perekonomian China menderita akibat virus corona selama tiga bulan terakhir. Hal sama diprediksi akan dialami negara-negara yang kini dibelit serangan virus corona. Mulai dari Amerika Serikat, Eropa, hingga negara-negara di Asia.
Kenyataan untuk melakukan social distancing hingga lockdown total, membuat ekonomi berhenti. Ujungnya produktivitas ekonomi anjlok, membuat pemutusan hubungan kerja (PHK) jadi sebuah konsekuensi. Tak hanya pekerja, pebisnis dan pelaku usaha kecil dan menengah, juga dibelit persoalan yang sama.
ADVERTISEMENT
Lembaga keuangan selanjutnya akan menghadapi persoalan kredit bermasalah. Dan itu kini terjadi di China.
Wisatawan terlihat sangat sepi di Stasiun Kereta Api Hongqiao, Shanghai, China. Foto: REUTERS / Aly Song
Qudian, aplikasi pinjaman online yang berbasis di Beijing, mengatakan rasio kredit bermasalah melonjak menjadi 20 persen pada Februari, dari 13 persen pada akhir tahun lalu.
China Merchants Bank, salah satu penyedia kredit konsumen terbesar di negara itu, mengatakan bulan ini menyetop program kartu kredit. Penyebabnya, cicilan yang jatuh tempo tapi tak terbayar melonjak tajam.
Diperkirakan 8 juta orang di China kehilangan pekerjaan pada Februari.
"Masalah-masalah di China ini adalah semacam model, dari apa yang akan kita dihadapi di seluruh dunia," kata Martin Chorzempa, seorang peneliti di the Peterson Institute for International Economics, di Washington DC, Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Menurut Chorzempa, penyelesaian masalah tersebut -termasuk utang dan kredit bermasalah- sangat ditentukan oleh efektivitas pemerintah setiap negara, untuk mengendalikan virus corona dan menopang perekonomian.
*****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!