com-Desa Burai.

Desa Burai: Kawasan Kumuh yang Kini Viral Jadi Desa Ekowisata

25 September 2019 15:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Desa Burai. Foto: Dok. Wili Sandi
zoom-in-whitePerbesar
com-Desa Burai. Foto: Dok. Wili Sandi
ADVERTISEMENT
Desa Burai sebelumnya merupakan pemukiman kumuh dan tertinggal. Desa yang terletak di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, tersebut juga terpencil yang jarak desa ke jalan utama 11 km jauhnya. Kebanyakan penduduk Desa Burai adalah masyarakat pra-sejahtera yang berprofesi sebagai nelayan dan petani.
ADVERTISEMENT
Padahal, Desa Burai memiliki banyak potensi. Secara geografis, desa tersebut dikelilingi sungai dan rawa yang kaya akan flora dan fauna. Kebudayaannya juga kental, rumah tradisional, tari Bumme, kerajinan kain songket, dan kulinernya seperti pindang dan kemplang dapat ditemukan di sini.
Kondisi Desa Burai menyentuh Wili Sandi, seorang pegawai honorer di salah satu SMK di Kabupaten Ogan Ilir. Dia pun berinisiatif untuk mengubah keadaan. Pada 2017, dia memotori sebuah program untuk membuat Desa Burai menjadi Desa Ekowisata, yang dinamakan Bu Eko (Burai Ekowisata).
“Walaupun jauh dari pusat kecamatan maupun kabupaten, Burai punya potensi wisata,” ujar Wili.
com-Keindahan desa Burai. Foto: Dok. Wili Sandi
Program Bu Eko berupaya memaksimalkan potensi Desa Burai dalam berbagai aspek. Agar menjadi objek wisata yang diminati, program ini menyulap rumah dan fasilitas umum menjadi desa warna-warni. Wisata air juga dikembangkan, sehingga wisatawan bisa memancing sambil melihat pemandangan alam. Selain itu, dibentuk pula Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) yang berkolaborasi dengan Pemda setempat.
ADVERTISEMENT
Wili juga menyadari bahwa budaya Desa Burai sangat berpotensi. Karena itu, pengembangan dan pelatihan dilakukan. Melibatkan pemuda desa, program Bu Eko merekulturasi dan memodifikasi tari tradisional Bumme. Kerajinan kain songket pun dikembangkan melalui pelatihan agar memiliki nilai jual lebih. Bahkan, masyarakat diajari agar membuat souvenir seperti sandal atau topi yang bisa dijadikan buah tangan wisatawan.
Untuk membuat Desa Burai agar lebih dikenal, Wili melakukan inovasi digital dengan memasarkannya lewat website dan media sosial.
Pada awalnya, program Bu Eko sempat mengalami penolakan. Hal itu disebabkan karena masih banyaknya masyarakat yang belum siap untuk menghadapi perubahan. Namun, lewat sosialisasi dan pengertian, akhirnya mereka setuju untuk mengembangkan desa tersebut.
“Memang awalnya ada penolakan, terutama masalah pengecatan. Alhamdulillah, akhirnya mereka mau menerima program ini. Karena ini untuk kebaikan mereka juga,” ujar Wili.
ADVERTISEMENT
Perjuangan Wili dan masyarakat Desa Burai membuahkan hasil. Dalam kurun waktu kurang dari dua tahun, perubahan mulai terasa. Tercatat sudah ada setidaknya 2.750 wisatawan yang mengunjungi Desa Burai. Pendapatan dari wisata air, kuliner, dan kerajinan ditaksir mencapai 320,5 juta rupiah per bulan; itu belum termasuk pendapatan dari jasa penitipan kendaraan yang mencapai kurang lebih 20,4 juta per bulan. Masyarakat dan UKM di Desa Burai pun beranjak “Naik Kelas”.
com-Kerajian tenun desa Burai. Foto: Dok. Wili Sandi
Banyaknya kunjungan ke Desa Burai dipengaruhi juga oleh keviralannya di media sosial. Sudah ada berbagai review di YouTube mengenai desa tersebut, bahkan di antaranya sudah memiliki ribuan views.
Selain kondisi ekonomi yang meningkat, gaya hidup masyarakat Desa Burai juga semakin membaik. Sebelumnya, desa tersebut memiliki sanitasi yang buruk. Setelah program Bu Eko, sebanyak 1976 jiwa penduduk Burai memiliki pola hidup yang lebih bersih dan sehat.
com-Desa Burai. Foto: Dok. Wili Sandi
Kesuksesan transformasi Desa Burai tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Salah satunya adalah Pertamina, yang menurut Wili memiliki peran besar dalam membantu desa tersebut.
ADVERTISEMENT
“Banyak hal yang dilakukan Pertamina untuk Desa Burai. Untuk meningkatkan ekonomi masyarakatnya, Pertamina memberikan pelatihan-pelatihan. Tidak hanya pelatihan di dalam desa, pelatihan di luar desa juga sering dilakukan,” jelas Wili.
Selain pelatihan, Pertamina juga terlibat langsung dalam pembangunan desa ekowisata Burai. Pertamina membantu memfasilitasi pengecatan rumah bahkan melakukan ‘bedah rumah’ atau renovasi hunian yang rusak atau kurang layak untuk ditinggali.
“Pertamina juga tidak sekadar membantu kerajinan dan infrastruktur. Tapi mereka juga menyediakan alat-alat atau mesin yang membantu ekonomi masyarakat. Misalnya, Pertamina pernah memberikan mesin pengepung ikan,” tambah Wili.
Atas jasanya dalam menginisiasi program Bu Eko, Wili mendapatkan penghargaan sebagai salah satu Pertamina Local Heroes 2018. Anugerah tersebut diberikan kepada insan-insan yang telah berhasil memberikan kontribusi bagi masyarakat serta sukses menjalankan program kemitraan bersama Pertamina.
com-Wili Sandi bersama rekan-rekan. Foto: Dok. Wili Sandi
“Yang jelas bangga. Apalagi nama Burai, yang termasuk desa terpencil, bisa disebutkan dalam penghargaan nasional di Jakarta. Kami juga bangga Burai bisa dikenal,” kata Wili saat mengungkapkan perasaannya mengenai penghargaan Pertamina Local Heroes 2018.
ADVERTISEMENT
Wili juga memberikan pesan bagi orang lain yang ingin membangun desa tertinggal sepertinya. Menurutnya, inovasi adalah kunci.
“Apabila kita sudah melakukan inovasi, insyaaallah akan ada pihak-pihak lain yang membantu untuk mengembangkan,” tutup Wili.
Story ini merupakan bentuk kerja sama dengan Pertamina.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten