Desain Istana Garuda IKN Disebut Bernuansa Mistis, Ini Respons Nyoman Nuarta

11 Agustus 2024 14:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan instalasi pedestrian dengan latar belakang Istana Negara dan Istana Garuda di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (9/8/2024). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan instalasi pedestrian dengan latar belakang Istana Negara dan Istana Garuda di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (9/8/2024). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Seniman Nyoman Nuarta yang merupakan desainer Istana Garuda IKN menjawab reaksi orang-orang melihat hasil pembangunan istana tersebut. Istana Garuda itu ramai disebut bernuansa mistis dan bahkan lebih mirip kelelawar.
ADVERTISEMENT
Menurut Nyoman Nuarta, istana negara di ibu kota baru dirancang untuk menunjukkan kewibawaan.
"Jadi kalau itu menjadi aura mistis dan segala macam, ya itu terserah masing-masing lah, tapi kita membuat itu tentu Istana itu agar berwibawa, kita butuh, butuh wibawa itu," kata Nyoman seperti dikutip dari Antara, Minggu (11/8).
Desainer patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) itu meminta agar masyarakat tak menyamakan membangun istana seperti membuat rumah atau gedung-gedung lainnya. Nyoman mengatakan, pembangunan istana harus menggambarkan ciri bangsa sendiri.
"Jangan berpikirannya seperti rumah karena kebawa-bawa dari zamannya kolonial. Istana ini harus kita bangun sendiri dengan ciri kita sendiri. Kita kan membangun itu namanya istana, berbeda dong dengan bangunan-bangunan rumah yang lain, bangunan hotel, termasuk bangunan yang sudah ada, saya nggak mau," ujarnya.
Nyoman Nuarta dan design Istana Garuda. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan

Desain Warna Istana Garuda IKN

Nyoman menjelaskan, warna yang tampak gelap dari Istana merupakan kuningan yang akan berubah warna menjadi hijau. Perubahan warna ini mengikuti warna alam di sekitar karya tersebut.
ADVERTISEMENT
Adapun rangka bagian belakang, merupakan pelat bolong-bolong berbahan baja yang bisa tahan terhadap perubahan cuaca. Nyoman mengambil contoh infrastruktur jembatan di Newyork, Amerika, sebagai pembanding. Desain jembatan di sana, kata Nyoman, mirip dengan yang ia lakukan pada Istana Garuda IKN.
"Kelembapan alam kita itu, dia secara pelan-pelan dia oksidasi berubah ke biru-biru toska. Nah itu pertama dia kemerahan tadi, tergantung cuaca begitu, kena hujan, kemudian dia lama-lama tambah gelap, dan itu sudah terbukti ratusan tahun umurnya," ujarnya.
"Kalau orang lihat gelap segala macam, kan susah yang biasa lihat menyala-menyala warna emas itu kan saya enggak mau seperti itu," sambung Nyoman.