Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Calon tunggal Deputi Gubernur Senior (DGS) Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti, hari ini melakukan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di Komisi XI DPR. Kegiatan ini dimulai tepat pukul 14.15 WIB di Ruang Rapat Komisi XI DPR.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pantaun kumparan, mengenakan kemeja batik berwarna ungu dan bawahan celana hitam, Destry hadir didampingi suami dan anaknya. Adapun fit and proper test ini dipimpin Wakil Ketua Komisi XI Soepriyatno.
Destry merupakan calon Dewan Gubernur Senior BI, akan menggantikan Mirza Adityaswara yang habis masa jabatannya pada 25 Juli 2018.
Destry mengusung tema 'Menjadi Bank Sentral yang Adaptif dan Inovatif.' Menurut dia, saat ini bank sentral perlu bersikap inovatif dan adaptif dalam menghadapi kondisi global yang penuh dengan ketidakpastian dan volatilitas yang tinggi.
"Kebijakan bank sentral saat ini perlu bersikap lebih inovatif dan adaptif untuk menghadapi kondisi global yang berfluktuasi dan penuh ketidakpastian," ujar Destry dalam pemaparannya di Komisi XI DPR, Jakarta, Senin (1/7).
ADVERTISEMENT
Destry pun membeberkan sejumlah tantangan global dan domestik bagi perekonomian Indonesia. Untuk di global, ada risiko ketidakpastian perang dagang AS dan China, harga komoditas yang terus melemah, hingga gejolak politik masih.
Sementara di domestik, tantangan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) juga masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diperbaiki. Menurutnya, CAD saat ini masih dibiayai oleh investasi portofolio yang rawan guncangan global.
"Konsekuensinya dengan portofolio adalah gejolak ekonomi global, maka akan berisiko mendorong capital outflow," katanya.
Dia pun mencontohkan, di tahun lalu investasi portofolio turun menjadi USD 9,31 miliar dari sebelumnya USD 21 miliar di 2017.
"Tantangan Indonesia ini tidak ringan, gejolak ekonomi yang masih tinggi membutuhkan tidak hanya satu kebijakan, tidak mungkin satu kebijakan ini selesaikan masalah secara tuntas. Tidak mungkin BI sendiri selesaikan masalah yang ada secara sendiri, perlu sinergi yang baik dengan pihak lainnya," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Destry bukanlah orang baru di sektor keuangan. Sebelum menjadi Anggota DK LPS, Destry pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif di Mandiri Institute dan Ketua Panitia Seleksi Pimpinan KPK.
Selain itu, dia juga pernah menjabat sebagai Ketua Satuan Tugas Ekonomi Kementerian BUMN (2014-2015), Kepala Ekonom Bank Mandiri (2011-2015), Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas (2005-2011), peneliti dan pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (2005-2006), serta Senior Economic Adviser untuk Duta Besar Inggris untuk Indonesia (2000-2003).
Destry mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) dan Master of Science dari Cornell University, New York, Amerika Serikat.