Di B20 Summit, Luhut Pamer Utang RI Paling Kecil di Antara Negara G20

13 November 2022 12:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Marves, sekaligus Ketua Bidang Dukungan Penyelenggaraan Acara G20, Luhut Binsar Pandjaitan memberikan keterangan pers di Media Center KTT G20 di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (12/11/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves, sekaligus Ketua Bidang Dukungan Penyelenggaraan Acara G20, Luhut Binsar Pandjaitan memberikan keterangan pers di Media Center KTT G20 di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (12/11/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menjelaskan kondisi perekonomian Indonesia yang stabil di depan tamu undangan B20 Summit.
ADVERTISEMENT
Luhut menganggap beberapa indikator ekonomi Indonesia masih jauh lebih baik dari negara G20 lain, seperti pertumbuhan ekonomi tinggi dan tingkat inflasi yang rendah di tengah gejolak ekonomi global usai pandemi COVID-19.
"Utang pemerintah rendah, dan ini salah satu yang sangat penting adalah karena beberapa orang di negara ini berpikir bahwa kita memiliki banyak utang, tidak, kita adalah salah satu utang terendah di antara anggota negara G20 lainnya," kata Luhut saat B20 Summit di Bali, Minggu (13/11),
Luhut melanjutkan, pasar modal di Tanah Air juga memiliki kinerja yang sangat baik. Hal itu didorong oleh kondisi ekonomi makro yang kuat, termasuk kinerja investasi yang stabil.
"Kinerja saham yang positif dan nilai tukar yang stabil, yang satu ini juga orang berpikir bahwa Indonesia masih seperti 10 atau delapan tahun yang lalu, yang tidak, kita benar-benar berbeda dari sebelumnya," jelas Luhut.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, kata Luhut, kinerja ekspor Indonesia juga mengalami pemulihan yang pesat usai pandemi COVID-19. Hal ini dibuktikan dengan neraca perdagangan Indonesia yang selalu surplus dalam 29 bulan berturut-turut.
"Surplus 29 bulan berturut-turut tidak pernah terjadi dalam sejarah kita, selalu surplus dalam 29 bulan terakhir bahkan selama COVID-19. Jika kita melihat ekspor kita, yang tertinggi dalam sejarah kita tahun lalu USD 232 miliar. Dan tahun ini, kami yakin bisa mencapai seperti USD 293 miliar," terang Luhut.
Luhut menambahkan, ketahanan ekonomi Indonesia yang baik juga terlihat dari sisi eksternal, yakni neraca transaksi berjalan Indonesia yang selalu defisit, saat ini sudah kembali positif. "Hal ini sangat penting juga untuk dipahami bahwa dalam lima tahun terakhir perekonomian kita tumbuh dengan sangat baik," tutur Luhut.
ADVERTISEMENT