Di Balik Aksi Mogok Pedagang Daging Sapi

21 Januari 2021 7:58 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon pembeli memilih daging sapi pada hari meugang pertama atau meugang kecil di pasar daging tradisional Lhokseumawe, Aceh. Foto:  ANTARA FOTO/Rahmad
zoom-in-whitePerbesar
Calon pembeli memilih daging sapi pada hari meugang pertama atau meugang kecil di pasar daging tradisional Lhokseumawe, Aceh. Foto: ANTARA FOTO/Rahmad
ADVERTISEMENT
Naiknya harga membuat pedagang daging sapi memilih mogok. Mogoknya pedagang daging tentu berimbas kepada para pengusaha seperti pedagang bakso yang bahan baku utamanya masih dari daging sapi.
ADVERTISEMENT
Lalu, sementara ini apa yang menyebabkan daging sapi harganya melonjak dan dampaknya ke pengusaha makanan? Berikut ini selengkapnya:

Ada China di Balik Kenaikan Harga Daging Sapi

Kenaikan harga daging sapi membuat pedagang mengancam mogok berjualan mulai kemarin. Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI), mengungkapkan salah satu penyebab kenaikan harga daging sapi lantaran tingginya permintaan dari berbagai negara, salah satunya China.
Ketua Umum Harian APDI, Asnawi, mengatakan saat ini China menjadi salah satu konsumen terbesar daging sapi dari Australia. Sementara, pasokan daging sapi Indonesia paling banyak dari Australia.
"Faktor lain itu di mana Australia negara produsen. Sesama negara konsumen bukan Indonesia saja, termasuk China." katanya kepada kumparan, Rabu (20/1).
Pedagang daging sapi merapikan dagangannya di pasar Senen blok III, Jakarta, Jumat (18/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Ia mengatakan, tingginya konsumsi daging sapi di China, setelah negara tersebut diterpa masalah virus babi. Karena tingginya kebutuhan daging sapi, China mengimpor dari Australia.
ADVERTISEMENT
Akibat tingginya permintaan daging sapi di China, harga daging sapi di Australia pun meningkat. Menurut dia, sejak Juli 2020, harga daging sapi bakalan dari Australia sudah naik Rp 13.000 per kg.
Menurut Asnawi, pada Juli 2020, harga daging sapi sudah mencapai USD 3,6 per 1 kg bobot hidup sapi bakalan. Sementara pada Januari-Februari 2021 harganya sudah masuk USD 3,9 per 1 kg.

Penjual Bakso Merana Akibat Pedagang Daging Sapi Mogok

Mogoknya pedagang daging sapi tersebut berdampak kepada para pedagang bakso. Ketua Asosiasi Pengusaha Mie dan Bakso (Apmiso), Lasiman, mengakui pihaknya harus memutar otak terkait kondisi tersebut. Sebab, daging sapi masih menjadi bahan baku utama.
Namun, Lasiman merasa tidak bisa berbuat banyak mengenai keadaan tersebut. Apalagi, kata Lasiman, kondisi tersebut tidak hanya terjadi di Jabodetabek.
Menu mie kocok bakso, Mie Kocok Bandung Cipete (MKBC) Eatery Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Lasiman menganggap mahalnya harga daging sapi di Indonesia karena hampir 70 persen ditopang oleh sapi impor dan daging frozen dari Australia.
ADVERTISEMENT
“Kalau dari Australia berhenti maka berpengaruh besar terkait dengan penjual bakso karena barang langka pasti harga akan naik,” tutur Lasiman.

Pedagang Daging Sapi Mogok, Warteg Jalan Terus

Mogoknya pedagang daging sapi tidak berdampak besar ke pengusaha warteg. Ketua Koordinator Warteg Nusantara, Mukroni, mengungkapkan pengusaha warteg tidak banyak menyediakan menu dari daging.
“Pengaruhnya tidak besar, karena menu yang dibuat dari daging tidak banyak, mungkin warteg banyak menu daging cincang, dan itu stoknya tidak banyak,” kata Mukroni saat dihubungi, Rabu (20/1).
Mukroni menjelaskan menu daging cincang juga tidak 100 persen dari daging karena ada campurannya. Ia merasa kondisinya bakal berbeda kalau yang mogok penjual daging ayam.

Kemendag Akan Atur Harga Daging Sapi Paling Mahal Rp 130 Ribu per Kg

Kementerian Perdagangan (Kemendag) segera mengatur harga eceran tertinggi daging sapi di tingkat pengecer Rp 130 ribu per kilogram (kg). Kebijakan ini diambil setelah melakukan pertemuan bersama Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI).
ADVERTISEMENT
"Pemerintah melalui Dirjen Perdagangan Dalam Negeri segera memberikan pengumuman terkait kenaikan yang bersifat anomali, bahwa harga jual daging sapi di tingkat pengecer/pedagang daging Rp 130.000 per kg," kata Ketua Harian APDI Asnawi kumparan, Rabu (20/1).
Dalam pertemuan tersebut, kata Asnawi, Kemendag meminta Gapuspindo untuk sementara waktu dalam jangka dua bulan ke depan tidak menaikkan harga timbang hidup sapi di feedlot.
"Yaitu dengan harga Rp 47.000-Rp 48.500 tertinggi, setara dengan harga karkas Rp 95.000-Rp 98.000 per kg tertinggi," ujarnya.