news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Di Balik Rencana IPO BJB Syariah: Mau Jadi Bank Digital

1 April 2022 10:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor pusat Bank BJB Syariah di Jl. Braga, Kota Bandung. Foto: Dok. Bank BJB Syariah
zoom-in-whitePerbesar
Kantor pusat Bank BJB Syariah di Jl. Braga, Kota Bandung. Foto: Dok. Bank BJB Syariah
ADVERTISEMENT
Bank BJB Syariah bersiap masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran saham publik perdana atau Initial Public Offering (IPO). Langkah tersebut dilakukan beriringan dengan rencana transformasi anak usaha Bank BJB tersebut untuk menjadi bank digital.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Bank BJB Syariah, Indra Falatehan, mengungkapkan langkah strategis itu dilakukan untuk mempercepat peningkatan market share Bank BJB Syariah, sehingga memperbesar porsi market bank syariah secara umum.
“Jadi kita ada diskusi dengan BEI, investor syariah itu pertumbuhannya mencapai 35 ribu di 2021. Sementara market share bank syariah masih terbatas di 6,5 persen dari perbankan secara keseluruhan. Jadi kita lakukan upaya-upaya khusus untuk percepatan pertumbuhan market share bank syariah,” katanya dalam perbincangan dengan media di Kantor Pusat Bank BJB Syariah di Bandung, Kamis (31/3).
BJB Syariah merencanakan pencatatan saham di BEI pada semester II tahun ini. Perseroan akan melepas 20 persen dari total saham beredar ke bursa, dengan target perolehan dana sebesar Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun. Menurut Indra, tahun ini merupakan momentum yang tepat untuk melakukan aksi korporasi tersebut, apalagi BJB Syariah punya kinerja cemerlang di 2021.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan keuangan Perseroan, BJB Syariah mencetak laba bersih setelah pajak sebesar Rp 21,9 miliar di 2021. Raihan laba bersih ini meningkat 494 persen dibandingkan dengan kinerja keuangan tahun sebelumnya.
Ilustrasi Bank BJB Syariah. Foto: bjbsyariah.co.id
Melesatnya profitabilitas BJB Syariah didorong oleh penyaluran pembiayaan yang mencapai Rp 6,43 triliun pada akhir 2021, tumbuh 11,33 persen dari 2020 lalu senilai Rp 5,77 triliun. “Pada sisi lain, meski dana pihak ketiga (DPK) juga meningkat, struktur biaya dana atau cost of fund kita juga sangat baik sehingga nett imbalan margin meningkat juga,” imbuh Dirut BJB Syariah itu.
Dia menambahkan, perolehan dana IPO akan digunakan untuk memperkuat modal kerja. Salah satunya untuk merealisasikan transformasi digital BJB Syariah menjadi bank digital. Hal tersebut, ujarnya, telah ditetapkan dalam corporate plan 2022-2026
ADVERTISEMENT
“Kenapa kita perlu mengimplementasi digitalisasi? Karena market share bank syariah masih kecil. Kalau kita punya pertumbuhan yang sama dengan bank konvensional, ya secara porsi akan segitu-segitu saja. Digitalisasi diperlukan untuk mengakselerasi pertumbuhan,” ujarnya.
Karena kata Indra, dengan jadi bank digital kehadiran layanan BJB Syariah tidak lagi ditentukan oleh keberadaan kantor cabang. “Point of present kita itu sudah cukup ada di tangan masyarakat, di tangan nasabah. Selama mereka pakai smartphone dan download aplikasi BJB Syariah, semua layanan bisa dilakukan,” ujarnya.
Sementara itu Direktur Operasional Bank BJB Syariah, Vicky Fitriadi, memaparkan layanan digital BJB Syariah disiapkan secara end to end. “Kita mau kolaborasi, misalnya supaya aplikasi BJB Syariah ada di Bank BJB selaku induknya. Bahkan ada di platform-paltform e-commerce. Jadi kalau mau daftar simpanan haji di BJB Syariah, bisa di situ saja,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT