Di Forum IMF-World Bank, Sri Mulyani Beberkan Pengalaman RI Hadapi Krisis

22 April 2024 15:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam wawancara Bloomberg Television di sela rangkaian agenda Spring Meetings Bank Dunia dan IMF 2024. Foto: Instagram/@smindrawati
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam wawancara Bloomberg Television di sela rangkaian agenda Spring Meetings Bank Dunia dan IMF 2024. Foto: Instagram/@smindrawati
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani membeberkan pengalaman Indonesia menghadapi krisis finansial. Hal itu dilakukan ketika dia menjadi panelis dalam agenda diskusi fiskal yang diadakan IMF dan Bank Dunia di Washington D.C Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
"Saya berbagi pengalaman Indonesia menavigasikan tantangan-tantangan fiskal yang cukup hebat, mulai dari krisis finansial di Asia Tenggara hingga pandemi COVID-19," kata Sri Mulyani di Instagram pribadinya @smindrawati, dikutip Senin (22/4).
Menurutnya, kondisi krisis tersebut sangat menguji kebijakan fiskal Indonesia. Bahkan, hingga saat ini Indonesia masih diuji dengan beragam tantangan.
Sri Mulyani memberikan salah satu contoh kebijakan yang ditempuh Kementerian Keuangan yakni kebijakan defisit yang boleh lebih dari 3 persen dalam satu tahun fiskal.
"Diskresi ini merupakan bentuk respons atas pandemi yang terjadi dan hanya diizinkan berlaku selama tiga tahun saja," ungkapnya.
"Diskresi yang kita terapkan masih lebih ketat, hanya sampai 6 persen saja ketika negara-negara lain di dunia mencapai 10 persen defisitnya," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Adapun sepanjang 2023 defisit senilai Rp 347,6 triliun atau 1,65 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Secara rinci, pendapatan negara hingga akhir Desember mencapai Rp 2,774 triliun. Artinya, negara berhasil melampaui target UU APBN 2023 sebesar Rp 2.463 triliun.
Sri Mulyani juga sudah membelanjakan APBN senilai Rp 3.121 triliun. Angka itu melampaui target UU APBN 2023 sebesar Rp 3.061 triliun.
Sementara dari sisi keseimbangan primer, APBN tahun 2023 masih mencatatkan surplus senilai Rp 92,2 triliun.