Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Transportasi publik di DKI Jakarta semakin baik. Hal ini didukung oleh kehadiran dan integrasi moda transportasi publik seperti MRT, Transjakarta, LRT, hingga KRL Commuter Jabodetabek. Keberadaan transportasi publik juga didukung dengan pembangunan infrastruktur flyover, underpass, hingga revitalisasi tempat pejalan kaki. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga mengeluarkan aturan larangan berkendara untuk kendaraan roda empat dengan skema ganjil-genap.
ADVERTISEMENT
Menurut Dinas Perhubungan DKI Jakarta, kehadiran transportasi publik, pembangunan infrastruktur hingga regulasi ganjil-genap jalan berpengaruh positif terhadap angka kemacetan jalan di Jakarta. Kemacetan turun hingga 8 persen sepanjang 2018.
Kondisi tersebut dipandang positif oleh industri transportasi, di antaranya operator taksi. Direktur Utama PT Blue Bird Tbk (BIRD), Noni Purnomo menilai, kemacetan yang berkurang mampu menurunkan beban biaya. Selama ini, kemacetan memicu naiknya biaya operasional seperti bahan bakar dan memperlambat pergerakan kendaraan.
“Karena kalau jalanan macet, cost buat kita tinggi sekali. Jadi ketika ada mass public transport ini mudah-mudahan dengan peraturan yang lain juga, jalanan itu enggak terlalu macet,” kata Noni dalam perbincangan dengan The CEO kumparan, di Kantor Pusat Blue Bird, Jakarta Selatan, Kamis (20/6).
ADVERTISEMENT
Sehingga menurutnya, Blue Bird memandang kehadiran MRT hingga LRT bukan menjadi pesaing. Armada Blue Bird akan menjadi bagian dari ekosistem transportasi publik di Jakarta, yakni menawarkan layanan yang lebih personal.
“Mass transportation itu hanya mengangkut penumpang dari titik A ke titik B, dari B ke door-nya gimana? Kan perlu angkutan-angkutan umum yang lain. Ada yang ingin angkutan personal, yaitu dengan taksi,” tuturnya.