Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Di Jakarta Kini Ada yang Jualan Kopi Keliling Pakai Sepeda Listrik
5 Maret 2020 18:30 WIB
Diperbarui 21 April 2021 7:36 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
CEO Jago, Yoshua Tanu, mengatakan alasan memanfaatkan sepeda listrik karena biayanya lebih murah. Selain itu, juga bisa membantu mengurangi polusi.
"Karena sepeda listrik jatuhnya pasti lebih murah. Kalau motor bensin jatuhnya lebih mahal, motor juga masih dianggap polusi dan lebih berat," kata Yoshua di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (5/3).
"Awalnya sih offcourse salah satu yang kami perhitungkan, tapi tidak terlalu dibesar-besarkan. Yang lebih diperhatikan adalah kualitas kopinya," tambahnya.
Kopi Jago menggunakan 100 persen kopi arabika. Yoshua mengatakan kualitasnya beda karena kebanyakan kopi kekinian sebagian besar 50 persennya menggunakan kopi robusta.
Selain itu, Kopi Jago juga menggunakan fresh milk dan fresh cream serta coconut brown sugar. Campuran itu membuat Kopi Jago menjadi lebih higienis.
Yoshua mengakui banyak orang ingin memiliki sebuah cafe, namun untuk mendirikannya tak mudah. Dengan adanya Kopi Jago, kata dia, bisa mewadahi khususnya barista dalam mengembangkan kemampuannya meracik kopi.
ADVERTISEMENT
"Jadi itu awal, akhirnya ada satu platform untuk jualan kopi sendiri. Kami buat mobile cafe tersebut, tapi di antara Barista yang paling penting adalah passion, di mana yang paling penting bisa meracik kopi terbaik," ujar Yoshua.
Nantinya, kata Yoshua, para pelanggan Kopi Jago bisa memesannya melalui aplikasi yang saat ini masih dimatangkan. Ada Barista juga yang disebut Jagopreneur akan mendatangi pemesan.
Saat ini, Kopi Jago sudah mulai mangkal di area Kuningan, Jakarta Selatan. Pelanggan juga bisa memesan kopi secara manual.
"Kalau sekarang yang selalu kita cari di bawah 5 km dari sini (pangkalan di Kuningan) tapi kalau memang dapat spotnya agak jauh, itu bisa menempuh sampai 40 km," ungkap Yoshua.
Pemilihan lokasi juga memperhitungkan jarak Barista saat mengambil dan mengembalikan sepeda listriknya. Ia tidak mau mereka malah mengalami kendala lokasi mangkal dengan jarak mengembalikan sepeda.
ADVERTISEMENT
Yoshua membeberkan untuk mewujudkan Kopi Jago ini diperlukan investasi awal mencapai Rp 3 miliar. Angka itu selain dimanfaatkan membeli sepeda dan peralatan lainnya, juga untuk menyewa tempat.
"1 sepeda Rp 45 juta sudah termasuk semua baterai, sepeda, alat-alat dan kopinya. Itu kita kasih awal untuk semingguan. (Target per hari) Kita enggak target, tapi harus selalu memberitahukan ulang kalau menjual rata-rata 45 cup itu bisa UMR, posisi aman itu," tutur Yoshua.
Harga 1 cup Kopi Jago dijual Rp 18.000 baik untuk panas maupun es kopi. Saat ini ada sekitar 50 sepeda yang disiapkan Jago untuk Jagopreneur. Rencananya, Jago akan mencari investor baru untuk menambah jumlah sepeda sampai 250 unit.